BRIN Perkuat Kolaborasi Riset dan Inovasi untuk Majukan Indonesia
Jakarta - Humas BRIN. Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, memimpin apel pagi virtual yang sekaligus menjadi peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-95, pada Senin (30/10). Dalam sambutannya, Handoko menguraikan tiga makna utama dari tema Sumpah Pemuda tahun ini.
Tema peringatan Sumpah Pemuda tahun ini adalah "Bersama Majukan Indonesia," yang mencakup tiga inti pesan. Pertama, kolaborasi untuk memajukan Indonesia, kedua, memantapkan kerja sama antara kementerian dan lembaga, dan ketiga, meningkatkan indeks pembangunan Pemuda.
Handoko menyatakan bahwa indeks pembangunan pemuda sangat relevan dengan fokus BRIN, yang merupakan manifestasi semangat Sumpah Pemuda di Indonesia era modern saat ini. Dia menekankan pentingnya meningkatkan kolaborasi dan interaksi di antara berbagai entitas, termasuk kementerian, lembaga, kampus, dan perguruan tinggi.
BRIN telah meluncurkan berbagai skema, seperti pembiayaan dan mobilitas peneliti, dengan tujuan meningkatkan semangat kolaborasi. Handoko menggarisbawahi peran penting generasi muda dalam menggerakkan inovasi dan riset di Indonesia.
" BRIN di awal 2022 sudah melansir sedemikian banyak skema baik itu skema pembiayaan, skema mobilitas periset, yang intinya adalah meningkatkan semangat kolaborasi tidak hanya diantara kita di dalam BRIN tetapi juga dengan kampus, perguruan tinggi dan juga dengan teman-teman kemendikbud misalnya."kata Handoko.
Di BRIN, terdapat banyak peluang untuk meningkatkan kolaborasi antara organisasi riset, pusat riset, dan kelompok riset. Semangat Sumpah Pemuda juga terkait erat dengan aktivitas riset dan inovasi, yang memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk meningkatkan profesionalisme mereka melalui kreativitas, inovasi, dan pengetahuan.
“Aktivitas riset yang baik itu tidak standar, aktivitas yang membutuhkan kreativitas, membutuhkan inovasi, membutuhkan pikiran, membutuhkan pengetahuan dan skill yang tinggi dan tidak mudah untuk mendapatkan pengalaman terlibat dan terkait dengan aktivitas seperti itu, Itu sebabnya mengapa di BRIN kita sangat membuka diri." ujar Handoko.
Handoko menekankan keterbukaan BRIN terhadap mahasiswa yang kelak akan menjadi agen hilirisasi dan prinsip-prinsip inovatif di berbagai bidang. Selain itu, dia mencatat bahwa BRIN sedang bertransisi menuju usia yang lebih muda dengan semakin banyak generasi muda yang terlibat di dalamnya.
Handoko mengakhiri sambutannya dengan memotivasi periset BRIN untuk menjalankan riset yang sesuai dengan kaidah ilmiah dan menghasilkan output yang teruji. Dia menegaskan pentingnya budaya ilmiah yang harus ditanamkan, sekaligus menekankan bahwa BRIN harus menjadi enabler dan fasilitator dalam membentuk budaya ilmiah yang kuat demi bersaing di tingkat global.
“Sebenarnya budaya ilmiah yang harus kita akui belum sepenuhnya terbentuk di negara kita, jadi BRIN dengan seluruh civitasnya yang banyak sekali menjadi Champion harus menjadi enabler menjadi fasilitator dan menjadi yang terdepan di negara ini dalam konteks membentuk budaya ilmiah yang kuat untuk menghasilkan berbagai riset, invensi dan inovasi yang mumpuni dan mampu bersaing di Kancah Global sekalipun." pungkas Handoko. (nnp/sj)