BRIN Perkenalkan Reaktor Riset TRIGA pada Mahasiswa UNDIP
Bandung-Humas BRIN. Reaktor TRIGA merupakan fasilitas riset penghasil bahan Radioisotop. Bahan tersebut dapat digunakan untuk pengembangan penelitian yang dapat dimanfaatkan oleh manusia di banyak bidang seperti pertanian, kesehatan dan industri. Keberadaan Reaktor Riset TRIGA ini, menjadi ketertarikan tersendiri bagi rombongan mahasiswa Teknik Mesin Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Senin (20/2) di Kawasan Nuklir, Bandung.
Pranata Tenaga Nuklir, Ari Widowati hadir sebagai narasumber
dengan menyampaikan materi berjudul “Infrastruktur Penelitian Teknologi Nuklir
di Indonesia”. Ia memberi penjelasan tentang pengertian radiasi alam yang
sering terjadi di sekitar yaitu radisi kosmik, radiasi terestrial dan radiasi
interna.
Dalam sambutannya ketua rombongan kuliah kerja lapangan
Tech. Khoiri Rozi menyampaikan bahwa tujuan kunjungan ini untuk lebih
mengetahui dan membuka wawasan mahasiswanya. “Terkait ilmu yang sedang
dipelajari di kampus dengan kegiatan riset yang ada di KNB BRIN,” tuturnya. Ia
berharap kunjungan kuliah kerja lapangan ke BRIN ini bisa mengaitkan ilmu-ilmu
yang ada di dunia kampus yang hanyas ebatas teks/ teori dengan dengan kondisi
nyata yang ada di lapangan seperti di BRIN.
Ari Widowati dalam kunjungan ini juga menjelaskan mengenai pembangunan Reaktor
TRIGA, di mana pembangunan reaktor ini diawali dengan penandatanganan
perjanjian kerja sama antara Pemerintah Republik Indonesia dengan pemerintah
Amerika Serikat pada tanggal 11 Maret 1960, peletakan batu pertama pembangunan
Reakor TRIGA Mark II dilakukan pada tanggal 09 April 1961. “Tanggal 20 Februari
1965, merupakan peresmian Pusat Reaktor Atom Bandung (PRAB) dengan
Reaktor TRIGA Mark II yang beroperasi pada daya 250kW, sejak saat itu Indonesia
telah memasuki era nuklir dan menjadi pelopor pertama penguasaan teknologi
nuklir,” ungkapnya.
Sejarah mencatat, bahwa untuk
memenuhi kebutuhan radioisotop yang semakin meningkat, maka Reaktor TRIGA Mark
II perlu ditingkatkan daya dari 250 kW menjadi 1000kW (1MW), hingga akhirnya
pada 4 Desember 1971, Reaktor TRIGA Mark II dengan daya 1000kW (1MW) diresmikan
oleh Presiden kedua Republik Indonesia, Soeharto. “Setelah daya reaktor
ditingkatkan menjadi 1000kW (1MW), daya reaktor TRIGA Mark II kembali dinaikan
menjadi 2000 kW (2 MW) dan diresmikan oleh Wakil Presiden Megawati
Soekarno Putri sekaligus mengubah nama Reaktor TRIGA Mark II menjadi Reaktor
TRIGA 2000 Bandung,” jelasnya.
Total sebanyak 60 orang peserta yang terdiri dari para
mahasiswa semester 7 dan dosen melakukan kunjungan. Pada rangkaian akhir kegiatan kunjungan, peserta diberikan
kesempatan untuk bertanya dan diskusi kepada narasumber. Selajutnya peserta dibagi
ke dalam 4 kelompok yang masing-masing berisi 15 orang untuk melakukan
kunjungan langsung ke fasilitas reaktor (ER, ed AS,KG).