• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 1831 ) Oct 14, 2022

BRIN Mudahkan Layanan melalui Integrated Laboratory of Bioproduct (iLaB)


Jakarta – Humas BRIN. Integrated Laboratory of Bioproduct (iLaB) adalah salah satu laboratorium pengujian yang dimiliki oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan merupakan laboratorium bioproduk terintegrasi pertama di Indonesia. ILaB berlokasi di Pusat Riset Biomaterial, Cibinong Science Center – Botanical Garden (CSC-BG), Kabupaten Bogor.

Disebut terintegrasi karena iLaB melakukan proses-proses pelayanan pengujian dimulai dari preparasi, formulasi, pengujian, karakterisasi, identifikasi dan kuantifikasi dari bahan yang kemudian dilanjutkan dengan formulasi bahan sehingga bahan berubah menjadi bioproduk. Selanjutnya iLaB melakukan pengujian bahan hingga sertifikasi. ILaB juga mengembangkan metode untuk standarisasi bioproduk apabila bioproduk tersebut belum memiliki standar.

BRIN Insight Every Friday edisi ke 47 hadir dengan tema Mengulik Berbagai Layanan Integrated Laboratory of Bioproduct (iLaB). Hadir sebagai narasumber, Maya Ismayati, Manajer I-LaB dan Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Biomassa dan Bioproduk BRIN.

Maya menjelaskan bahwa iLab merupakan salah satu bagian dari layanan yang ada di ELSA (E-Layanan Sains). ELSA sendiri merupakan inovasi pelayanan public yang terintegrasi berbasis website (www.elsa.brin.go.id) meliputi layanan sains, laboratorium dan fasilitas riset BRIN, sehingga memudahkan pengguna pada saat mengajukan permohonan layanan. ELSA sendiri merupakan open facility yang dapat digunakan oleh siapa saja. Panduan penggunaan ELSA sendiri bisa didapat dari laman website ELSA BRIN.

“Tahapan pengajuan di ELSA sendiri cukup mudah yaitu menemukan layanan yang dibutuhkan, lalu mengajukan permohonan layanan dan apabila sudah terverifikasi maka bisa dilajutkan ke tahap pembayaran. Tahap terakhir adalah pelaksanaan layanan sains, dan hasil akhirnya bisa didapatkan melalui akun pemohon di laman ELSA,” lanjut Maya.

Maya melanjutkan bahwa pemohon diharapkan agar mengetahui terlebih dahulu target analisanya dan tentunya dibarengi dengan metode yang akan digunakan.

“Melihat banyaknya layanan dan berdasarkan pengalaman kami alangkah baiknya jika pemohon diharapkan agar mengetahui terlebih dahulu target analisanya dan tentunya dibarengi dengan metode yang akan digunakan. Untuk analisanya pemohoan diharapkan juga sudah mengetahui alat apa saja yang bisa mensupport target dari Analisa. Tidak kalah penting juga untuk menentukan rencana waktu sampai dengan selesai,” jelas Maya.

Maya menjelaskan bahwa konsep dari integrasi iLaB ini datang dari penelitian yang ada di Pusat Penelitian Biomaterial LIPI sebelumnya, dimana harapannya alat-alat yang ada saat ini bisa mensupport dari hulu ke hilir terkait dengan bioproducts.

“Alat yang ada di iLaB merupakan alat penunjang dari bioproducts. Bioproducts yang dimaksud adalah yang berasal dari material yaitu bio-based material contohnya serat, kayu dan lain sebagainya. Di lain pihak adalah bioproducts yang berasal dari bio-active material organisme seperti enzim, spora dan lain sebagainya,” lanjut Maya.

Salah satu ciri khas ILaB adalah adanya peralatan yang mendukung terkait penelitian halal. ILaB memiliki lebih dari 100 layanan dengan 72 alat yang didukung oleh 6 penyelia, 5 operator alat dan 40 pelaksana (peneliti). Maya mengungkapkan bahwa di tahun 2021 ada 5 besar layanan di iLaB yang memiliki antrian panjang yaitu FTIR, DSC, UTM 10 KN, FREEZE DRYING, dan SEM-EDS.

Maya berharap bahwa dengan adanya sharing informasi seperti ini kedepannya makin banyak bioproducts yang dihasilkan yang tentunya bisa di support oleh iLaB. (nn)