BRIN Memperluas Kerjasama, Dorong Inovasi dan Penelitian Lingkungan
Serpong-Humas BRIN. Sejak tahun 2022 hingga tahun 2023 Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi Bersih (PRLTB) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah menjalin sekurangnya 58 kerjasama, baik dengan perguruan tinggi, industri maupun pemerintah daerah. Pada tahun 2023 sendiri PRLTB telah menjalin kerjasama sebanyak 22 kerjasama yang terdiri dari 16 perguruan tinggi, 5 industri dan 1 pemda.
Kepala Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi Bersih (PRLTB) Sasa Sofyan Munawar mengatakan bahwa jumlah kerjasama PRLTB dengan berbagai pihak cukup banyak mengingat hanya ada 17 kelompok riset di PRLTB. “itu belum termasuk 5 yang saat ini masih dalam proses, bahkan kelompok riset Remediasi Pencemaran telah menjalin 11 mitra” ungkapnya dalam pembukaan Monitoring dan Evaluasi (Monev))Pelaksanaan Kerjasama PRLTB dengan Mitra yang dilaksanakan secara daring, Rabu (8/9).
Lebih lanjut Sasa menjelaskan bahwa dari 16 kelompok riset
beberapa telah melaksanakan riset dan inovasi melalui skema pendanaan internal
(rumah program) dan juga pendanaan dari eksternal.
“melalui monev ini kita ingin melihat pencapaian-pencapaian yang telah diperoleh dan melihat bagaimana kerjasama ini dibangun oleh masing-masing kelompok riset” tutupnya.
Sementara itu, Kepala Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan Iman Hidayat mengatakan bahwa monev kerjasama ini jangan dijadikan beban oleh kelompok riset, tetapikan dijadikan forum diskusi dan mencari solusi atas kendala. Menurut Iman, kerjasama riset merupakan wadah untuk saling berbagi, baik berbagi sumber daya, berbagi pengetahuan dan hal lain untuk saling mengisi.
“Inti kerjasama adalah masing-masing menyadari kekurangannya tetapi memiliki tujuan yang sama, untuk tahun depan mudah-mudahan PRLTB memiliki rumah program sendiri, meskipun tidak banyak tetapi bisa dijadikan modal” ungkapnya.
Selain itu, Iman berharap identitas atau trade mark PRLTB jangan sampai hilang meskipun saat ini target utama berupa penguatan scientific data seperti publikasi, kekayaan intelektual. Karena tipikal riset di bidang lingkungan, langsung bersentuhan dengan eksisting issue, dan mayoritas membutuhkan respon yang cepat. PRLTB sejak awal dibentuk memang telah memiliki produk-produk yang sudah dimanfaatkan masyarakat dan industri. “Saya sedang berpikir bagaimana mensupport teman-teman untuk tetap dalam platform itu karena sangat berbeda dengan riset lain seperti Pusat Riset Biosistematika evolusi, rekayasa genetic yang memang basic sciences ” tegasnya.
Dalam konteks kerjasama ini saya juga berharap teman-teman dapat menarik bakat talent. Memanfaatkan opsi untuk menarik talent dari kampus baik melalui platform researcher assistant maupun visiting researcher, karena penting untuk meningkatkan kapasistas kita semua sebagai organisasi. Kita membutuhkan talent-talent baru untuk membackup dan menajaga keberlangsungan dari riset yang telah dikembangkan. “kita tertinggal dalam memanfaatkan talent, padahal pendanaan di BRIN untuk SDMI itu banyak. Semoga tahun ini bisa dimanfaatkan oleh semuanya. Kalo itu bisa kita serap, mungkin kita dapat terbantu banyak dalam aktivitas riset.” tutup Iman.
Masih pada kesempatan yang sama, Koordinator Hukum dan Kerjasama Nasrul badu mengatakan Biro Hukum dan Kerjasama BRIN tetap berkomitmen memberikan layanan hukum dan kerjasama bagi pusat-pusat riset. Nasrul mengungkapkan bahwa PRLTB merupakan salah satu pusat riset yang sangat konsisten dalam pelaksanaan kerjasama termasuk dalam penyenggaraan monev ini. “Selain monev secara substansi, tidak ada salahnya juga mengevaluasi substansi perjanjian. Jika ada sesuatu yang berubah seperti, jangka waktu kerjasama, ruang lingkup,atau hal lain, tidak harus menunggu perjanjian berakhir. Bisa dilakukan di Tengah melalui amandemen atau addendum” tutupnya.
Sebagai informasi, Kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kerjasama ini
direncanakan dilaksanakan selama tiga hari
6 -8 September yang diikuti oleh sisvitas PRLTB, mitra perguruan tinggi,
industri dan pemerintah daerah.(arf,lh/edt.sj)