BRIN Melakukan Riset Konservasi Benih untuk 1.011 Jenis Tumbuhan di Kawasan Hotspot Biodiversitas
Cibinong – Humas BRIN. Pusat Riset Botani Terapan (PRBT) Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan (ORHL) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengadakan Webinar ilmiah bertema Botany Booster ke-2: Kelompok Riset Biologi Benih pada Kamis (30/5). Acara ini menghadirkan Dian Latifah, salah satu peneliti PRBT ORHL BRIN, sebagai narasumber.
Dian menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk mendukung riset konservasi benih dan mengonservasi 1.011 jenis tumbuhan di bank benih BRIN. Koleksi benih ini dilengkapi dengan data lapangan dan data pengolahan benih, dan akan dikirim dalam bentuk database ke Millenium Seed Bank Partnership’s Data Warehouse. Database ini dapat diakses secara online terbatas oleh anggota/mitra dan untuk publikasi yang komprehensif.
“Koleksi benih juga difungsikan sebagai working collection di Bank Benih BRIN yang dapat digunakan untuk riset selanjutnya,” ujar Dian.
Sejak tahun 2019, program ini telah menghasilkan publikasi ilmiah, kegiatan eksplorasi biji dan studi ekologi, penambahan koleksi, kolaborasi riset, pembiayaan konferensi internasional, capacity building, dan lain-lain.
“Target capaian tahun 2024 adalah menghasilkan 8 publikasi, konservasi benih tumbuhan asosiasi dan reintroduksi Vatica bantamensis, penambahan 250 koleksi biji, dan capacity building: Seed Conservation Technique Course,” jelas Dian.
Salah satu metode penelitian yang dilakukan adalah riset konservasi benih pisang liar Musa spp. di tahun terakhir project Arcadia Threatened Biodiversity Hotspot Programme-Indonesia (2023). Riset ini akan dipusatkan di 2 lokasi yaitu TN Betung Kerihun dan TN Danau Sentanum, Kalimantan Barat.
Kepala Pusat Riset Botani Terapan ORHL BRIN, Andes Hamuraby Razak, mengatakan dalam sambutannya bahwa program webinar Botany Booster ini bertujuan untuk memunculkan khasanah baru bagi para periset.
“Setiap peserta dapat menyampaikan program-program yang sedang berjalan maupun yang akan dilaksanakan dalam program sehingga berdampak dapat memunculkan khasanah baru bagi semua pihak terutama bagi para periset,” jelas Razak.
“Selain itu semua peserta dapat sharing ilmu/hasil riset baru, publikasi seperti jurnal yang baru terbit, kegiatan terbaru yang sedang dilakukan sehingga dapat menjadi bahan kolaborasi antar para periset,” pungkasnya. (ms,ade/ed.sl,sj)