BRIN Lepas Mahasiswa Magang
Pontianak - Humas BRIN. Membuka kesempatan magang bagi mahasiswa merupakan salah satu upaya BRIN membentuk generasi periset muda. Seperti yang dilakukan sejumlah mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tanjungpura (UNTAN) di BRIN Kawasan Kerja Bersama (KKB) Rubini, Pontianak.
Dalam acara penarikan
mahasiswa magang yang digelar di KKB Rubini, Pontianak, dosen FKIP UNTAN, Stepanus
Sahala Sitompul, secara simbolis menarik kembali mahasiswa untuk melanjutkan
perkuliahan mereka di FKIP UNTAN. "Secara resmi kami menerima kembali
mahasiswa dari BRIN untuk kembali berkuliah di FKIP UNTAN," ujarnya pada Selasa
(02/07).
Mahasiswa Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tanjungpura (UNTAN) resmi
menyelesaikan program magang mereka yang berlangsung sejak 8 Maret hingga 1
Juli 2024. Magang ini diikuti oleh sembilan mahasiswa dari dua program studi,
yaitu Pendidikan Fisika 8 orang dan Pendidikan Bahasa Indonesia 1 orang.
Sub Koordinator Layanan
Umum BRIN Pontianak, Helmi Surya Putra, berharap magang ini bisa bermanfaat
bagi para peserta. "Alhamdulillah, kegiatan magang ini dapat berjalan
lancar dan harapannya kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi teman-teman
mahasiswa sekalian," ungkapnya.
Helmi juga menambahkan
bahwa BRIN selalu terbuka untuk menerima mahasiswa magang. Ia juga turut menjelaskan
mengenai program lain yang bisa diikuti mahasiswa seperti BARISTA (Bantuan
Riset bagi Talenta Riset dan Inovasi).
"Program BARISTA
ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa yang sedang dalam tahap akhir studi mereka
dan memerlukan dukungan finansial serta fasilitas riset. Kami berharap
mahasiswa FKIP UNTAN dapat memanfaatkan peluang ini untuk mengembangkan
penelitian mereka," tutur Helmi.
Acara penarikan ini
mencakup presentasi produk akhir dari masing-masing perwakilan program studi
yang magang di BRIN. Dari program Studi Pendidikan Fisika, Kanif Mohammad Kafi
memaparkan hasil proyek mereka berupa media pembelajaran tata surya berbasis Python.
Proyek ini dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang interaktif dan
visual bagi siswa. Media ini menunjukkan edaran planet di tata surya, dan tiap
planet yang diklik akan memunculkan informasi mengenai satelit yang ada di
planet tersebut dan edarannya dalam waktu relatif. Dalam presentasinya, Kanif
menekankan pentingnya penggunaan media visual dalam pembelajaran konsep-konsep
abstrak seperti tata surya, yang dapat meningkatkan pemahaman siswa. Media
pembelajaran ini diharapkan dapat menjadi alat bantu yang efektif bagi guru
dalam mengajar astronomi di kelas.
Sementara itu, dari
program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Kristian Jonathan, memaparkan
penelitian forensik akustik mengenai debat presiden Indonesia 2023 dengan judul
"An Issue of Anger Prosody," yang membahas beragam emosi yang
terdapat pada kandidat presiden Indonesia 2024-2029. Dalam presentasinya,
Jonathan menguraikan bagaimana prosodi kemarahan, baik dalam bentuk emosi panas
maupun emosi dingin, terlihat dari pola intonasi dan dinamika suara kandidat
terkait. Penelitian ini memberikan wawasan mendalam tentang komunikasi politik
dan cara emosi disampaikan melalui bahasa, serta dampaknya terhadap audiens.
(msr)