BRIN Lakukan Riset Keamanan Siber untuk Melindungi Kedaulatan Digital Indonesia
Bandung – Humas BRIN. Di era perkembangan teknologi yang pesat, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Kecerdasan Artifisial dan Keamanan Siber (PRKAKS) melakukan penelitian guna memastikan Indonesia mampu mengendalikan ruang digitalnya, termasuk infrastruktur, platform digital, serta data dan informasi. Hal ini disampaikan oleh Didi Rosiyadi, Periset Ahli Utama PRKAKS BRIN, dalam paparannya pada kunjungan SMA Lazuardi Global Compassionate School, Selasa (24/09).
“Riset yang tengah kami kembangkan ini sangat penting karena bertujuan untuk melindungi kedaulatan digital. Selain itu, riset ini juga berperan dalam menjaga keamanan nasional, melindungi kepentingan ekonomi, serta memastikan hak-hak warga negara tetap terjamin. Ini juga untuk melindungi kita dari pelaku kejahatan siber seperti hacker, cracker, intruder, attacker, dan pelaku kejahatan lainnya,” jelas Didi.
Untuk mewujudkan kedaulatan digital tersebut, Didi beserta kelompok risetnya di Keamanan Siber melakukan riset terkait blockhain atau mekanisme basis data lanjutan yang memungkinkan berbagi informasi secara transparan dalam jaringan bisnis untuk bidang pemerintahan, sertifikasi otoritas, machine learning dan deep learning untuk pendeteksian sistem preverensi serta perlindungan data dan informasi menggunakan digital watermarking, steganography, dan cryptography.
Didi juga mengingatkan pentingnya kesadaran individu untuk melindungi data pribadi. “Diperlukan kewaspadaan dalam menggunakan fasilitas Wi-Fi umum untuk mengakses aplikasi media sosial dan perbankan. Selain itu, perlindungan data juga bisa menggunakan digital watermarking. Kami menggunakan sifat operasi penjumlahan dan pengurangan matriks, dan penempatan watermark dapat dilakukan di sudut atas kiri, atas kanan, bawah kiri, bawah kanan, atau tengah,” ungkapnya.
Selain riset keamanan siber, PRKAKS BRIN juga sedang mengembangkan penelitian terkait computer vision, yaitu bidang ilmiah yang mempelajari bagaimana komputer dapat memperoleh pemahaman dari gambar atau video digital. Dian Andriana, sebagai pembicara kedua, menjelaskan bahwa metode yang digunakan adalah Mask-RCNN Segmentation melalui machine learning, yang mampu mendeteksi kendaraan dalam konteks kendaraan otonom.
“Kami menggunakan metode Mask-RCNN Segmentation dengan menggunakan machine learning yang mempelajari data yang diproses dan menghasilkan data berupa kendaraan yang terdeteksi, salah satu penggunaannya adalah dalam kendaraan otomon. Kendaraan otomon sendiri merupakan kendaraan tanpa pengemudi, dimana program ini dapat mendeteksi apakah ada kendaraan lain di sekitar mobil otonom. Metode ini dapat melihat jarak, perbedaan warna objek, pergerakan objek serta apabila terjadi kemacetan,” ungkap Dian.
Selain itu, riset computer vision di PRKAKS BRIN ini juga meliputi pengembangan penghenti pintu lift otomatis untuk peringatan pelanggaran jarak fisik pada saat pademi Covid-19, penteksi bahasa isyarat, pendeteksian jamur, pendeteksian pergerakan percobaan virus pada mencit, pengenalan dokumen kuno yang masih menggunakan huruf Jawa-Arab.
Diakhir kunjungan, guru pendamping SMA Lazuardi berharap agar dari kunjungan ini, bisa membawa manfaat bagi sekolah. “Kecerdasan buatan saat ini sudah menjadi bagian dari pembelajaran di sekolah. Bagaimana menggunakan AI sebagai pembelajaran dan sarana kolaborasi dengan pembelajaran kedepan serta membawa manfaat bagi guru dan siswa,” harap Hafiz, guru pendamping dari SMA Lazuardi Global Compassionate School. (kpv, ed.kg)