BRIN Lakukan Pendampingan Teknis Penyusunan Kebijakan Berbasis Bukti Penanganan Kemiskinan Surabaya
Surabaya - Humas BRIN. Dalam rangka monitoring dan
pendampingan pelaksanaan tugas Badan Riset Inovasi Daerah (BRIDA), Deputi
Bidang Riset dan Inovasi Daerah BRIN melakukan pendampingan teknis secara
bertahap di Jawa Timur.
Sekretaris Deputi Bidang Riset dan Inovasi Daerah BRIN,
Wiwiek Joelijani, melakukan monitoring pelaksanaan kerjasama, benchmarking
kunjungan lapangan praktik baik penanganan kemiskinan di kota Surabaya,
sekaligus membahas dokumen perencanaan riset dan inovasi untuk mendukung
pembangunan daerah pada Senin (27/05).
Tugas BRIN penting dalam
mendampingi daerah agar BRIDA siap menjadi mitra dalam penyusunan perencanaan
pembangunan daerah berbasis riset dan inovasi. Pendampingan akan dilakukan
secara teknis untuk penyusunan kajian berbasis bukti baik dalam bentuk luaran naskah
kebijakan maupun dalam bentuk rencana induk. Data Indikator daya saing daerah (IDSD)
akan dilakukan sebagai basis dalam merumuskan kebijakan.
Wiwiek memaparkan terkait proses bisnis inovasi daerah
yang mencangkup fokus prioritas inovasi daerah, perumusan kebijakan tematik,
kolaborasi para pihak, dan pemanfaatan atau komersialisasi. Penguatan inovasi
harus didukung dengan kebijakan pemanfaatan ataupun komersialisasi.
“Penentuan fokus prioritas inovasi daerah harusnya
mengedepankan faktor kebutuhan daerah baik untuk pemenuhan kebutuhan sosial
maupun peningkatan ekonomi daerah. Kerjasama pemerintah daerah dengan BRIN
dilakukan untuk menyinergikan sumber daya dan kompetensi yang dimiliki para
pihak guna mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing untuk
berkontribusi dalam pencapaian pembangunan nasional,” ujar Wiwiek.
Nina Anggreni, Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Surabaya menyampaikan bahwa, kemiskinan ekstrem
di Surabaya, sejak tahun 2022 mengalami penurunan.
“Pengeluaran
perorang perbulan keluarga miskin ekstrem kurang dari Rp. 351.957,00 dan di Surabaya
sudah tidak ada lagi per Mei 2024 ini” ungkap Nina. Hal tersebut dikarenakan
program pengentasan kemiskinan di kota Surabaya dilakukan secara koordinatif
sebagai kontribusi seluruh Organisasi Pemerintah Daerah (OPD). Program RINDU
(rangkaian intervensi terpadu) dengan melibatkan unit pelaksana teknis, antara
lain Dinas Pendidikan, Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga, Dinas Sosial,
Dinas Kesehatan Surabaya, dan banyak lainnya.
“Dengan mendata
keluarga miskin agar tepat sasaran, Intervensi program dan kegiatan, menurunkan
beban pengeluaran dengan bebas biaya sekolah jenjang SD dan SMP, Subsidi
listrik lansia, pemberian beasiswa, pembiayaan jaminan kesehatan. Meningkatkan
pendapatan dengan pemberdayaan UMKM melalui E-peken, program padat karya,
pelatihan bagi pencari kerja khususnya bagi MBR/ Keluarga Miskin,” lanjut Nina.
Nina melanjutkan,
pengamatan dilakukan dengan kunjungan langsung ke PAVING GePREK (Gerakkan
Ekonomi Kerakyatan di Kota Surabaya) yang berada di kecamatan Tambaksari, yang
memproduksi paving block. Dalam program ini, masyarakat diberikan
pelatihan pembuatan paving block dan pemerintah daerah dalam hal ini Dinas
Pekerjaan Umum menjamin pembelian produk yang dihasilkan oleh kelompok masyarakat
tersebut, yang digunakan untuk perbaikan jalan. Program Padat Karya menjadi
salah satu aktualisasi konsep penanggulangan kemiskinan yang dirancang dengan
melibatkan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dalam mengelola aset milik
Pemkot Surabaya. Program Padat Karya dijalankan dengan memanfaatkan aset
Pemerintah Kota Surabaya dengan memprioritaskan para pekerja dari keluarga
miskin yang belum bekerja.
“Semua sudah
difasilitasi pemerintah kota surabaya, tempat dan fasilitas alat semua ada,
kemauan warga untuk belajar juga ada” ujar Yudi, selaku Camat Tambaksari. Menurut
ketua kelompok produksi paving, saat ini pendapatan yang diterima setiap
pekerja sudah berkisar 4 juta hingga 7 juta per bulan tergantung dari kinerja
masing-masing pekerja. BRIN diharapkan dapat mendukung hasil riset untuk memperpendek
waktu pengeringan dan kualitas paving block yang dihasilkan oleh
masyarakat. (dsf, ww/ed:frw)