BRIN Kenalkan TTG Mesin Pemusnah Sampah Skala Desa pada Pemerintah Daerah
Subang - Humas BRIN. Salah satu permasalahan pengelolaan sampah adalah kurangnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya dan kurangnya upaya pemerintah untuk menangani masalah sampah secara efektif, sambut Arie Sudaryanto periset BRIN hadir mewakili Kepala Pusat Riset Teknologi Tepat Guna (PRTTG) – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada saat menerima kunjungan tamu dari tim/rombongan Pemkab Muara Enim, Sumatera Selatan dalam rangka “Studi Tiru Teknologi Mesin Termal Pemusnah Sampah Skala Desa”, BRIN Kawasan Sain Subang, Selasa (29/10).
Arie jelaskan, terkait dengan kegiatan studi tiru tentang penanganan sampah karena sampah dimana-mana ternyata sudah menjadi masalah nasional, bahkan dunia. Hal ini yang ditimbulkan dari limbah kemasan plastik yang semakin banyak digunakan oleh masyarakat, sementara regulasi pemerintah masih sangat kurang dalam pengaturan penggunaan kemasan jenis ini, jelas Arie.
Ia turut menjelaskan terkait cara mengatasi sampah dengan baik dan benar, infomasi pengelolaan sampah di Kab. Subang, bio konversi sampah organik, mesin termal pemusnah sampah skala desa, simulasi penggunaan alat pemusnah sampah (MPS100), pemanfaatan sampah organik dengan teknik biokonversi untuk budidaya pakan maggot BSF, peran berbagai sektor dalam pengurangan sampah, dan permasalahan penerapan sampah TTG.
Sementara itu Ester Claudya selaku Kepala Bidang Inovasi dan Teknologi, mewakili Kepala Balitbangda Kab. Muara Enim Sumatera Selatan menjelaskan bahwa wilayah Kab. Muara Enim masing-masing wilayahnya memiliki kebijakan terkait pengelolaan sampah. Apalagi dengan luas 7483 kilo meter persegi, jumlah penduduk 645.000 jiwa yang tersebar di 22 Kecamatan, 245 Desa/Kelurahan. Karenanya, pihaknya mencari informasi dengan melihat profil riset TTG pada website dan medsos BRIN, serta pada pameran Expo yang menampilkan MPS100. Hal tersebut sebagai upaya bagi Balitbangda Kab. Muara Enim, bagaimana caranya supaya bisa mengelola sampah dari tingkat desa dengan skala kecil yang ramah lingkungan.