• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 194 ) May 20, 2024

BRIN Kenalkan Instrumen Riset Geofisika pada Mahasiswa


Bandung – Humas BRIN. Untuk mempelajari fenomena-fenomena kebumian, seperti gunung api, sistem hidrotermal, gempa bumi, sesar aktif, subsidence, longsor, arsitektur akar vegetasi, sumberdaya air dan bahan geologi ekonomis digunakan beberapa metode geofisika.  Penelitian dengan beberapa metode geofisika tersebut dilakukan pada salah satu kelompok riset yang ada di Pusat Riset Kebencanaan Geologi (PRKG), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yaitu Kelompok Riset Geofisika. Kajian kelompok ini adalah pencitraan bawah permukaan dalam memahami struktur dan evolusi bumi, terutama pada kedalaman dangkal dekat permukaan.

 

Hal tersebut disampaikan Lina Handayani, periset PRKG BRIN saat menerima kunjungan mahasiswa Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Rabu (15/5).

 

Lina menjelaskan bahwa kelompok riset geofisika memiliki instrumen seperti ground gravimeter, proton precission magnetometer, magnetotelluric (MT) dan audio magnetotelluric (AMT), electrical resistivity dan induced polarity, seismik refraksi, dan GPS geodetik. “Kami juga memasang beberapa alat seismometer untuk deteksi gempa di beberapa tempat,” lanjutnya.

 

Seismometer berguna sebagai sensor getaran yang biasanya digunakan untuk mendeteksi gempa bumi atau getaran pada permukaan tanah. Seismometer yang digunakan adalah Triaxial Broadband Seismometer Guralp CMG-40T-1. Alat ini memiliki tiga sensor yang dapat mengukur komponen vertikal, utara-selatan, dan barat-timur secara simultan.

 

Hasil rekaman gempa dari seismometer ini dinamakan seismogram. “Analisis seismogram dapat digunakan untuk menentukan lokasi, magnitudo, mekanisme gempa, dan pengolahan data lanjutan untuk mengetahui struktur bawah permukaan bumi,” tutur Lina.

 

Instrumen lain dalam kelompok geofisika adalah GPS geodetik. Global Position System (GPS) adalah sistem dalam satelit navigasi dan penentuan dari sebuah posisi. Terdapat banyak model GPS dan salah satunya adalah GPS geodetik. Menurut Lina, GPS ini memiliki kelebihan pada tingkat ketelitian dan autentikasi data yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan dengan GPS navigasi. Dalam bidang kegempaan, GPS geodetik dapat digunakan untuk mengamati deformasi atau pergerakan lempeng bumi dan sesar aktif.

 

Selanjutnya Gravimeter Lasoste and Romberg G-804, merupakan sebuah alat portable yang mudah dibawa dan dioperasikan. Alat ini memiliki ketelitian 0,01 mgal dengan drift kecil dan relatif stabil. Sistemnya manual belum banyak bersentuhan dengan elektronik sehingga tidak terlalu rumit dan jika ada perbaikan kecil masih bisa dilakukan. Aplikasi alat ini pada pencitraan di bawah permukaan berdasarkan anomali gaya berat dan densitas batuan. Kepentingannya antara lain pada survei geologi regional, survei panas bumi, survei hidrokarbon, dan kebencanaan.

 

Alat lainnya yaitu proton precission magnetometer merupakan alat yang terintegrasi dengan GPS. Memiliki sensitivitas sebesar 0,15nT dengan resolusi 0,01nT dan akurasi 0,2nT. Pengaplikasian alat ini pada pencitraan di bawah permukaan berdasarkan data geomagnet untuk survei mineral logam, survei panas bumi, survei hidrokarbon, dan survei geologi regional.

 

Untuk magnetotelluric (MT) dan audio magnetotelluric (AMT) pengaplikasiannya juga relatif sama untuk survei panas bumi, survei hidrokarbon, geologi tektonik, dan kebencanaan. “Untuk MT ini setelah kita pasang, minimal kita punya lahan yang agak besar karena kita harus membentangkan kabel 100 meter. Jadi harus dicari tempat yang agak lebar. Kalau bisa rata, tapi kadang-kadang di lapangan itu agak susah,” jelas Lina.

 

Dikatakan oleh Lina bahwa sebaiknya diusahakan mencari tempat yang rata untuk dipasang kemudian didiamkan beberapa jam. Untuk AMT atau audio magnetotelluric biasanya 3 jam atau 4 jam. “Kita lebih sering meninggalkan AMT itu lebih lama di malam hari. Bisa sampai 8 jam. Makin lama mengukuran kita bisa mendapatkan hasil yang lebih dalam,” ungkapnya.

 

“Sedangkan electrical resistivity diaplikasikan pada pencitraan di bawah permukaan berdasarkan data resistivity dan IP untuk survei air tanah, sumberdaya mineral, survei panas bumi, survei minyak bumi, geologi teknik, dan kebencanaan,” pungkas Lina. (ers, ed: cw)