BRIN Kenalkan Instrumen Riset Geofisika pada Mahasiswa
Bandung –
Humas BRIN. Untuk mempelajari fenomena-fenomena
kebumian, seperti gunung api,
sistem hidrotermal, gempa bumi, sesar aktif, subsidence, longsor, arsitektur akar vegetasi, sumberdaya air dan
bahan geologi ekonomis digunakan beberapa metode geofisika. Penelitian
dengan beberapa metode geofisika tersebut dilakukan pada salah satu kelompok
riset yang ada di Pusat Riset Kebencanaan Geologi (PRKG), Badan Riset dan
Inovasi Nasional (BRIN) yaitu Kelompok Riset Geofisika. Kajian kelompok ini
adalah pencitraan bawah permukaan dalam memahami struktur dan evolusi bumi,
terutama pada kedalaman dangkal dekat permukaan.
Hal tersebut disampaikan Lina Handayani, periset PRKG
BRIN saat menerima kunjungan mahasiswa Jurusan Fisika,
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang, Rabu (15/5).
Lina menjelaskan bahwa kelompok riset geofisika
memiliki instrumen seperti ground gravimeter, proton precission magnetometer, magnetotelluric
(MT) dan audio magnetotelluric (AMT),
electrical resistivity dan induced polarity, seismik refraksi, dan GPS
geodetik. “Kami juga
memasang
beberapa alat seismometer untuk deteksi gempa di beberapa tempat,” lanjutnya.
Seismometer berguna sebagai sensor getaran yang
biasanya digunakan untuk mendeteksi gempa bumi atau getaran pada permukaan
tanah. Seismometer yang digunakan adalah Triaxial
Broadband Seismometer Guralp CMG-40T-1. Alat ini memiliki tiga sensor yang
dapat mengukur komponen vertikal, utara-selatan, dan barat-timur secara
simultan.
Hasil rekaman gempa dari seismometer ini dinamakan
seismogram. “Analisis seismogram dapat digunakan untuk menentukan lokasi,
magnitudo, mekanisme gempa, dan pengolahan data lanjutan untuk mengetahui
struktur bawah permukaan bumi,” tutur Lina.
Instrumen lain dalam kelompok geofisika adalah GPS
geodetik. Global Position System
(GPS) adalah sistem dalam satelit navigasi dan penentuan dari sebuah posisi.
Terdapat banyak model GPS dan salah satunya adalah GPS geodetik. Menurut Lina, GPS
ini memiliki kelebihan pada tingkat ketelitian dan autentikasi data yang
dihasilkan lebih tinggi dibandingkan dengan GPS navigasi. Dalam bidang
kegempaan, GPS geodetik dapat digunakan untuk mengamati deformasi atau
pergerakan lempeng bumi dan sesar aktif.
Selanjutnya Gravimeter
Lasoste and Romberg G-804, merupakan sebuah alat portable yang mudah dibawa dan dioperasikan. Alat ini memiliki
ketelitian 0,01 mgal dengan drift
kecil dan relatif stabil. Sistemnya manual belum banyak bersentuhan dengan elektronik sehingga
tidak terlalu rumit dan jika ada perbaikan kecil masih bisa dilakukan. Aplikasi
alat ini pada pencitraan di bawah permukaan berdasarkan anomali gaya berat dan
densitas batuan. Kepentingannya antara lain pada survei geologi regional, survei
panas bumi, survei hidrokarbon, dan kebencanaan.
Alat lainnya yaitu proton
precission magnetometer merupakan
alat yang terintegrasi dengan GPS. Memiliki sensitivitas sebesar 0,15nT dengan
resolusi 0,01nT dan akurasi 0,2nT. Pengaplikasian alat ini pada pencitraan di
bawah permukaan berdasarkan data geomagnet untuk survei mineral logam, survei
panas bumi, survei hidrokarbon, dan survei geologi regional.
Untuk magnetotelluric
(MT) dan audio magnetotelluric (AMT) pengaplikasiannya
juga relatif sama untuk survei panas bumi, survei hidrokarbon, geologi
tektonik, dan kebencanaan. “Untuk MT ini setelah kita
pasang, minimal kita punya lahan yang agak besar karena kita harus
membentangkan kabel 100 meter. Jadi
harus dicari tempat yang agak lebar. Kalau bisa rata, tapi kadang-kadang di
lapangan itu agak susah,” jelas Lina.
Dikatakan oleh Lina bahwa sebaiknya diusahakan
mencari tempat yang rata untuk
dipasang kemudian didiamkan beberapa jam.
Untuk AMT atau audio
magnetotelluric
biasanya 3 jam atau 4 jam. “Kita
lebih sering meninggalkan AMT itu lebih lama di malam hari. Bisa sampai 8 jam. Makin lama mengukuran kita
bisa mendapatkan hasil yang lebih dalam,”
ungkapnya.
“Sedangkan electrical
resistivity diaplikasikan pada pencitraan di bawah permukaan berdasarkan
data resistivity dan IP untuk survei
air tanah, sumberdaya mineral, survei panas bumi, survei minyak bumi, geologi
teknik, dan kebencanaan,” pungkas Lina. (ers, ed: cw)