BRIN Harus Menjadi Representasi Nasional
Jakarta, Humas BRIN. Dalam amanat Apel Pagi, Senin (9/5) Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Laksana Tri Handoko menyampaikan ucapan Selamat Idul Fitri kepada seluruh sivitas BRIN, khususnya bagi yang merayakan dan dalam kesempatan ini merupakan pertemuan pertama setelah libur cukup panjang dan syukur alhamdulillah setelah lebih dari 2 tahun kita dibatasi untuk melakukan pertemuan dan sebagainya”, Meskipun mungkin beberapa juga masih ada di luar kota, tetapi tidak masalah karena BRIN memperlakukan flexible time dan fleksibel space untuk sistem kerja.
Lebih lanjut Handoko menyampaikan bahwa “Tugas kita masih cukup banyak, khususnya mulai minggu ini sudah merencanakan untuk mempercepat proses diskusi dengan setiap organisasi riset dan pusat riset khususnya terkait pematangan program,” tegas Handoko. Evaluasi program sudah dilakukan dari tahun lalu termasuk yang ada di berbagai kementerian dan Lembaga, telah dilakukan secara langsung berbasis pada dokumen yang ada dan juga evaluasi dengan tim-tim yang memang bertugas untuk melakukan hal itu.
Yang kita lakukan klarifikasi dan sebagainya, dan untuk itu kita akan segera memasuki fase yang sangat menentukan untuk BRIN , ” Bagaimana kita bisa menata ulang program terkait dengan riset dan inovasi kedepan, jadi tidak hanya untuk yang tahun ini, tidak hanya untuk yang tahun depan tapi juga dalam jangka panjang setidaknya untuk dalam 5 tahun ke depan atau sampai dengan 2024,” tegas Handoko.
Program riset itu pasti tidak ada yang instan. Tetapi manajemen di BRIN bisa memastikan bahwa penciptaan kapasitas dan kompetensi riset yang jangka panjang ada di depan mata itu juga bisa kita akomodasi dengan baik. “Itu segera yang menjadi tugas dari manajemen khususnya, saya dan para Deputi dan para kepala organisasi riset dan kepala PR. Untuk itu minggu ini kita akan melakukan percepatan pembahasan kembali evaluasi program, penataan program untuk setiap orang pada program yang terkait dengan itu karena program privasi nasional semuanya yang terjadi, kita akan diskusikan dengan orang yang paling terkait dengan topik- topik tersebut dan kemudian juga yang tidak kalah penting adalah bagaimana kita harus banyak melakukan komunikasi dan diskusi khususnya dengan setiap kepala organisasi riset dan kepala Pusat Riset serta staf di bawahnya untuk menyamakan persepsi,” ungkap Handoko.
Bagaimana kita membuat strategi yang saya sampaikan , sifatnya itu jangka Panjang. Apalagi kalau kita bicara pembentukan kapasitas dan kompetensi, tetapi di lain sisi juga kita bagaimana bisa mengakomodasi dan melayani target jangka pendek baik dari pemerintah maupun masyarakat.
Menurut Handoko , BRIN segera melakukan pelantikan lanjutan terkait dengan para pimpinan posisi- posisi pimpinan, manajemen maupun pengalihan teman-teman para periset dari eks kementerian dan Lembaga ke dalam BRIN . “Jadi mohon bersabar , kita berharap bisa menyelesaikan seluruhnya itu 1 Juni ini merupakan proses yang cukup Panjang, khususnya yang dari Kementerian Pertanian dan ada 12 KL yang lainnya.
Terkait dengan lokasi tempat kerja yang terjadi secara umum kita sudah menetapkan lokasi-lokasi yang memang akan kita ambil. Untuk yang berkedudukan sebelumnya tetapi sebenarnya tidak terlalu banyak yang kita ambil, yang benar-benar kita putuskan untuk diambil alih sebagian yang lain ,kita kembalikan ke kementerian dan lembaga sebelumnya. “Seperti yang sudah pernah disampaikan diawal bahwa kita harus memperhitungkan aspek efisiensi dan efektivitas. Efisiensi dan efektivitas itu tidak hanya terkait dengan aspek finansial nya tetapi juga lebih terkait pada potensi untuk membangun kapasitas dan kompetensi riset itu yang paling penting dalam jangka Panjang,” lanjut Handoko.
Mengapa pemerintah ini membentuk BRIN dengan cara untuk menyilangkan resources sumber daya kita. “Untuk mendukung aktivitas riset cukup memadai BRIN tidak perlu ada di semua tempat tentu saja karena ini bukan instansi territorial, tetapi instansi pusat yang harus mampu menciptakan eselensi yang memang bisa menjadi representasi Indonesia ke depan,” jelasnya. BRIN itu harus ada di level yang memang harus bisa menjadi representasi nasional di Global yang ada. Handoko berharap sivitas BRIN untuk tetap bisa beraktivitas melakukan riset sebagaimana seharusnya .
Meskipun begitu BRIN tetap mengembalikan kepada sivitas BRIN dengan segala konsekuensi yang harus dihadapi di masa transisi ini. “Jadi saya serahkan kembali bagaimana nanti sivitas BRIN persiapkan menata masa depan karirnya masing-masing, yang jadi semua opsi selalu saya sampaikan itu dan dengan kata lain dibebaskan mutasi ke lokasi yang memang ada Cluster Cluster riset yang terkait dengan kepakaran masing-masing,” jelas Handoko.
Kita tetap harus manfaatkan teknologi alternatif yang termasuk fasilitas untuk bisa meningkatkan efisiensi dan produktivitas kita semua, di manapun kita berada dan BRIN sebagai lembaga pemerintah yang terkait dengan riset dan inovasi tentu harus bisa berada di depan untuk mencari alternatif yang tata kelola aternatif cara kerja baru dan sebagainya ,” lanjut Handoko. Kita bisa menjadi contoh bagi kementerian dan lembaga yang lain, bagaimana mengelola pekerjaan dengan cara memanfaatkan teknologi yang modern sesuai dengan zamannya saat ini.
Demikian Handoko mengakhiri amanat Apel pagi. Handoko berharap semoga kita semua bisa diberikan kesehatan nya dan bisa semakin fokus ya masih banyak sekali hal yang ada dihadapan kita yang harus kita selesaikan. (Rdn/edt.cj)