BRIN dan UNTIRTA Adakan Kuliah Tamu untuk Tingkatkan Produk Industri Rendah Karbon dan Berkelanjutan
Tangerang Selatan - Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) menggelar kegiatan Guest Lecture bertajuk "The Improvement of Low Carbon and Sustainable Industrial and Exported Products". Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari perjanjian kerjasama yang ditandatangani pada 4 Juni lalu, dan dilaksanakan secara hybrid di Convention Hall UNTIRTA serta melalui Zoom Meeting, pada Selasa (11/6).
Ketua LPPM UNTIRTA, Mutia, menyatakan bahwa UNTIRTA memiliki banyak fasilitas untuk mendukung riset dan pengabdian masyarakat, seperti pusat inovasi makanan lokal, halal center, dan inkubator bisnis. "UNTIRTA juga berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendukung tujuan ini," jelas Mutia.
Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur BRIN, Haznan Abimanyu, menekankan pentingnya ekonomi sirkular dan kolaborasi lintas sektor untuk mencapai keberlanjutan, terutama di bidang industri.
Berikut adalah kutipan dari Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur BRIN, Haznan Abimanyu:
"Kami menekankan pentingnya ekonomi sirkular dan kolaborasi lintas sektor untuk mencapai keberlanjutan, terutama di bidang industri. Dengan pendekatan ini, kita dapat mengoptimalkan sumber daya dan meminimalkan dampak lingkungan, sehingga mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan," ujar Haznan.
Sementara itu Rektor UNTIRTA, Fatah Sulaiman, menegaskan relevansi topik kuliah tamu ini dengan visi UNTIRTA yang ramah lingkungan. “Ini juga seiring dengan visi UNTIRTA, yaitu Healthy, Integrated, Smart, and Green University. Green disini maksudnya adalah kampus yang ramah lingkungan. Secara bertahap kita capai target-target itu melalui inovasi-inovasi. Kami sudah mengembangkan sistem tata kelola air, sistem konservasi air, penggunaan panel surya untuk mensuplai energi. Kami juga mengedukasi masyarakat di sekitar kampus untuk membangun desa energi berdikari,” ujar Fatah.
Kuliah tamu ini terbagi menjadi dua sesi dengan pemateri dari UNTIRTA, KIET, dan BRIN. Sirajuddin dari LPPM UNTIRTA membuka sesi pertama dengan membahas perkembangan industri di Provinsi Banten, termasuk potensi, permasalahan, dan strategi kebijakan daerah.
Jin Myon Lee, peneliti dari KIET, dalam materinya "The Evolution of Embodied Services in Korean Goods Export" menyatakan bahwa sekitar 15 hingga 19 persen jasa terkandung dalam barang ekspor Korea, yang menunjukkan pentingnya peran industri jasa bagi daya saing industri manufaktur. “Untuk meningkatkan daya saing ekspor dan produktivitas industri manufaktur, perlu memahami secara akurat jasa-jasa yang terkandung dalam sektor tersebut dan merancang langkah-langkah kebijakan untuk meningkatkan produktivitas di sektor jasa yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing industri,” ungkap Lee.
Peneliti senior KIET, Hyunji Bing, menyampaikan analisis dampak ekonomi pada proyek pembangunan pabrik pintar (smart factory) yang mengintegrasikan semua proses produksi dengan teknologi ICT untuk efisiensi biaya dan waktu.
Pada sesi kedua, Agusta Samodra Putra, periset PR Sistem Produksi Berkelanjutan dan Penilaian Daur Hidup (PR SPBPDH) – BRIN, memaparkan metodologi perhitungan karbon melalui Life Cycle Assessment (LCA) berbasis Environmentally Extended Input-Output Analysis (EEIO). Ugay Sugarmansyah, rekan Agusta dari PR SPBPDH – BRIN, menyampaikan dampak ekspor terhadap emisi gas rumah kaca dan perekonomian daerah pada sektor industri manufaktur dengan analisis EEIO.
Diskusi yang dimoderatori oleh Yeni Januarsi, Kepala Pusat Penelitian Ekonomi Kreatif, Sosial Media dan Pemasaran Digital LPPM UNTIRTA, membuat kuliah tamu ini semakin menarik. Diharapkan, kegiatan ini dapat menambah pengetahuan dan mengasah pola pikir kritis peserta, serta membuka peluang kolaborasi di bidang lain. (ark/edt.sj)