BRIN dan UNDIP Bekerjasama Mengatasi Inflasi di Kota Semarang Melalui Riset Kedaulatan Pangan
Tangerang Selatan - Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Universitas Diponegoro (UNDIP) menjalin kerjasama untuk mengatasi inflasi di Kota Semarang melalui riset kedaulatan pangan. Riset ini akan fokus pada potensi pengembangan kawasan dan analisis keberlanjutan sistem produksi komoditas pangan, pada Senin (29/4)
Kerjasama ini dilatarbelakangi oleh menurunnya produksi pangan di Kota Semarang akibat alih fungsi lahan pertanian. Hal ini menyebabkan ketergantungan pada pasokan dari daerah sekitar dan memicu inflasi tertinggi pada Desember 2023 sebesar 0,60%.
"Pangan menjadi isu strategis dalam pembangunan berkelanjutan. Produksi pangan di Kota Semarang menurun karena adanya alih fungsi lahan pertanian," kata Nugroho Adi Sasongko, Kepala Pusat Riset Sistem Produksi Berkelanjutan dan Penilaian Daur Hidup (PR SPBPDH) BRIN.
Untuk mengatasi masalah ini, Kota Semarang memprioritaskan kedaulatan pangan dan energi. Salah satu upaya yang dilakukan adalah pembangunan lumbung pangan di setiap RW. Namun, untuk merealisasikan kedaulatan pangan, diperlukan riset tentang potensi pengembangan kawasan dan keberlanjutan sistem produksi pangan.
"Melalui riset ini, kami ingin membantu Kota Semarang mengatasi masalah inflasi dan meningkatkan kedaulatan pangan," kata Tri Martini Patria, Ketua Kelompok Riset Ekonomi Sirkular Berkelanjutan dalam Valorisasi Sumberdaya BRIN.
Riset ini akan dilakukan selama 33 bulan dan melibatkan FPP UNDIP. FPP UNDIP dipilih karena memiliki program studi yang fokus pada komoditas pertanian dan berlokasi di Kota Semarang, sehingga memudahkan mobilitas dalam pelaksanaan riset.
FPP UNDIP akan mendukung riset dengan melakukan identifikasi potensi pengembangan komoditas pangan unggulan, menganalisis Efisiensi Teknis (ET), Efisiensi Alokatif (EA), dan Efisiensi Ekonomi (EE), serta menganalisis keterkaitan perubahan lahan pertanian terhadap ketahanan pangan.
Hasil riset ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi para pemangku kepentingan, termasuk pemerintah dan petani, dalam menjaga keberlanjutan pangan dan mengurangi angka inflasi, serta membantu Kota Semarang menjadi kota mandiri pangan.
"Diharapkan bahwa kegiatan ini akan mencapai tujuan kerjasama dengan menghasilkan data dari riset potensi pengembangan kawasan dan analisis keberlanjutan sistem produksi komoditas pangan, yang kemudian dapat memberikan kontribusi dalam mengurangi angka inflasi di Kota Semarang," ungkap Tri. (ark/f/edt.aj,sj)