BRIN dan Mitra Berkolaborasi untuk Mengembangkan Green Fuel Synthetic dari Air Laut
Tangerang Selatan - Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), melalui Pusat Riset Teknologi Industri Proses dan Manufaktur (PRTIPM) OREM, bersama dengan PT Teknologi Alam Semesta (TALAS) dan PT PLN Indonesia Power sepakat untuk menjalin kerjasama dalam penelitian, evaluasi, dan pengembangan produksi Green Fuel Synthetic. Gas ramah lingkungan ini dihasilkan dari air laut menggunakan modifikasi teknologi elektrolisis temperatur tinggi, yang mengubah air laut menjadi hydrogen hijau, sumber energi terbarukan.
Percobaan dan penerapan sukses Green Fuel Synthetic sebagai bahan bakar untuk kendaraan roda 4, genset, dan kompor gas dipertontonkan dalam acara Kick of Pemanfaatan Produk Green Fuel Synthetic pada Jum’at (01/03) di Gedung Teknologi 2 KST BJ Habibie Serpong.
Hens Saputra, Kepala PRTIPM OREM BRIN, mengungkapkan bahwa kolaborasi ini dimulai sejak 2018 melalui konsorsium PSN Garam, kemudian berkembang dengan pembangunan Garam PLTU bersama PT PLN Indonesia Power pada tahun 2020. Pada tahun 2021, kerjasama dengan PT TALAS menghasilkan pengembangan kristalisator dan produksi green fuel synthetic didukung oleh Nawa Cita Energi. Tahun 2022, ditandatangani PKS untuk pengembangan pilot plant, analisis, dan karakterisasi.
"Gas sintetis ini memiliki potensi besar, sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik, kendaraan, hingga di industri seperti smelter. Selain itu, dapat digunakan di rumah tangga, seperti untuk menyalakan kompor. Kami telah menguji kinerjanya pada kendaraan roda empat, menghasilkan emisi CO hanya sebesar 0,07 g/km, jauh lebih rendah dibandingkan bensin yang mencapai 2,31 g/km," jelas Hens.
Acara tersebut dihadiri oleh Tim Sinergi Nawa Cita Indonesia yang dipimpin oleh Suryo Atmanto, Direktur Pengembangan Bisnis dan Niaga PT PLN Indonesia Power, Bernandus Sudarmanta, beserta jajaran direksi; dan Komisaris Utama PT TALAS, Jack Monoarfa, beserta timnya, memperagakan penggunaan green fuel synthetic dan test drive pada mobil, genset, dan kompor gas. Demonstrasi ini menunjukkan bahwa penggunaan green fuel synthetic pada kompor gas tidak menimbulkan jelaga dan lebih cepat panas karena memiliki nilai kalor yang tinggi. Penggunaannya pada genset dan mobil juga tidak menghasilkan emisi gas berbahaya, membuktikan sifat ramah lingkungan gas sintetis ini.
Dalam kesempatan yang sama, para undangan diajak berkunjung ke Laboratorium Termodinamika, Motor, dan Propulsi (LTMP) BRIN untuk melihat proses pengujian kendaraan berbahan bakar green fuel synthetic. Hasil kolaborasi ini mencakup 3 unit Reaktor Plasmalysis yang siap diproduksi dengan kapasitas 0,65 - 1,4 MM SCFD / unit, berlokasi di Cikande, Serang. Alat ini dirancang untuk mudah dibongkar-pasang sehingga dapat dibangun dekat lokasi pemakai. Selain itu, telah diperoleh 2 paten. PT PLN Indonesia Power berencana memanfaatkan green fuel synthetic ini untuk cofiring di Indonesia demi mendukung dekarbonisasi dan target pengurangan emisi guna mencapai target pengurangan gas rumah kaca pada tahun 2030 dan 2050. (ark/edt.aj,sj)