BRIN Buka Kegiatan RIIM Kolaborasi Ekskavasi Arkeologi di Bumiayu Jawa Tengah
Jakarta – Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional melalui Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra akan melakukan kegiatan Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) ekskavasi arkeologi di Bumiayu Jawa Tengah. RIIM ini merupakan bagian dari platform kolaborasi yang ada di BRIN.
“Platform kolaborasi itu
mempunyai 4 urgensi, jadi sebuah kegiatan yang berskala besar untuk penguatan
dan penciptaan talenta di bidang terkait khususnya di bidang ideologi melalui
aktivitas kolaboratif yang melibatkan berbagai periset lintas institusi dalam
negeri dan luar negeri dan juga dari BRIN khususnya,” tutur Herry Jogaswara, Kepala
Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra mengawali sosialisasinya pada
apel pagi, Senin (25/03).
Dirinya menjelaskan untuk tahun
2024 ini ada 11 platform kolaborasi dan ada dua yang ada di Organisasi Riset Arkeologi,
Bahasa, dan Sastra yaitu ekskavasi arkeologi prasejarah di Bumiayu Jawa Tengah
dan eskavasi arkeologi Sejarah maritim di Bongal Sumatera Utara. Tetapi yang menjadi
fokus kali ini adalah khusus tentang arkeologi prasejarah di Bumiayu.
“Kegiatan risetnya bersifat riset
tahun jamak diperkirakan 5 sampai 7 tahun, dengan cara pengumpulan data melalui
penggalian arkeologis pada kawasan situs dalam hal ini kita akan fokus dulu di
Bumiayu di Kabupaten Brebes yang juga diharapkan memberi kontribusi signifikan
bagi ilmu pengetahuan maupun bidang lainnya,” jelas Herry.
Herry juga menjelaskan beberapa strategi dari RIIM ekskavasi arkeologi Bumi Ayu ini yaitu, kegiatan riset ini bersifat multi years 5 sampai 7 tahun, dan berfokus pada lokus di Bumiayu dan Tonjong di Kabupaten Brebes.
Kemudian DIRI akan membangun
infrastruktur riset dalam bentuk Stasiun Penelitian Lapangan (SPL) dan akan
diintegrasikan dengan skema Degree By Research, Post Doctoral,Visiting
Researcher, MBKM tugas akhir mahasiswa,
Research Asistant dan sebagainya.
“Riset ini bersifat
multidisipliner, walaupun core nya adalah geologi tetapi melibatkan disiplin
keilmuan lainnya,” lanjut Herry.
Herry mengatakan Bumiayu menjadi pilihan karena adanya catatan-catatan terkait temuan awal di Wilayah Bumiayu sejak awal abad ke-20. Bumiayu adalah pengakuan sebuah wilayah dari penelitian arkeologi sebelumnya dan juga sebagai salah satu wilayah kepulauan nusantara yang terangkat dan menjadi daratan sekitar 2 juta tahun yang lalu.
“Jadi di sini kalau misalnya
memberi fokus pada prasejarah ini bisa dipahami situasinya dan juga menjadi
lokasi paling awal di kepulauan nusantara yang digunakan fauna terestrial dan
manusia purba, jejak peradaban di Bumiayu tidak hanya berasal dari masa
prasejarah tetapi hingga berikutnya yang lebih muda seperti ditemukan Candi,
makam dan lain sebagainya,” jelas Herry.
“Keuntungan dari kegiatan
platform kolaborasi yang ingin kita sediakan bukan hanya field atau lapangan
tetapi juga fasilitas, ada supervisi dari visiting researcher atau Profesor, keterlibatan
dalam seminar internasional workshop baik nasional maupun internasional,” ujar
Herry.
Pada kesempatan yang sama Sofwan Noerwidi,
Kepala Pusat Riset Arkeometri menjelaskan alasan mengapa RIIM ekskavasi ini
membutuhkan jangka waktu yang Panjang. “Secara teknik penelitian atau data
lapisannya cukup tebal juga kawasannya luas sehingga perlu hati-hatian karena
harus betul-betul meneliti dengan hati-hati semuanya, apa yang kita temukan
lapis demi lapis di lapisan batuan sehingga tidak ada data yang hilang sehingga
kita kemudian bisa melakukan analisis data dengan baik,” ujarnya.
Sofwan menjelaskan potensi tema penelitian
utamanya adalah arkeologi prasejarah, selain itu ada juga tema kebumian, hayati
dan lingkungan, penerbangan dan antariksa, juga pertanian dan peternakan.
Dikatakannya target output
kegiatan ini sendiri adalah repositori yang akan disimpan di RMPI dan depositori
di DIRI juga temuan-temuan lain secara fisik yang nantinya akan disimpan di
Cibinong. Selain itu nanti juga ada konten-konten media sosial dokumen kegiatan
riset. Juga akan dilakukan seminar internasional khususnya hasil dari riset
ekskavasi ini dan akan mulai menggagas book chapter BRIN-Springer dan Jurnal
Internasional. Kegiatan RIIM ekskavasi arkeologi di Bumiayu Jawa Tengah ini
direncanakan akan mulai dibuka pada awal bulan April 2024. (nnp)