• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 333 ) Mar 25, 2024

BRIN Buka Kegiatan RIIM Kolaborasi Ekskavasi Arkeologi di Bumiayu Jawa Tengah


Jakarta – Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional melalui Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra akan melakukan kegiatan Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) ekskavasi arkeologi di Bumiayu Jawa Tengah. RIIM ini merupakan bagian dari platform kolaborasi yang ada di BRIN.


“Platform kolaborasi itu mempunyai 4 urgensi, jadi sebuah kegiatan yang berskala besar untuk penguatan dan penciptaan talenta di bidang terkait khususnya di bidang ideologi melalui aktivitas kolaboratif yang melibatkan berbagai periset lintas institusi dalam negeri dan luar negeri dan juga dari BRIN khususnya,” tutur Herry Jogaswara, Kepala Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra mengawali sosialisasinya pada apel pagi, Senin (25/03).


Dirinya menjelaskan untuk tahun 2024 ini ada 11 platform kolaborasi dan ada dua yang ada di Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra yaitu ekskavasi arkeologi prasejarah di Bumiayu Jawa Tengah dan eskavasi arkeologi Sejarah maritim di Bongal Sumatera Utara. Tetapi yang menjadi fokus kali ini adalah khusus tentang arkeologi prasejarah di Bumiayu.


“Kegiatan risetnya bersifat riset tahun jamak diperkirakan 5 sampai 7 tahun, dengan cara pengumpulan data melalui penggalian arkeologis pada kawasan situs dalam hal ini kita akan fokus dulu di Bumiayu di Kabupaten Brebes yang juga diharapkan memberi kontribusi signifikan bagi ilmu pengetahuan maupun bidang lainnya,” jelas Herry.


Herry juga menjelaskan beberapa strategi dari RIIM ekskavasi arkeologi Bumi Ayu ini yaitu, kegiatan riset ini bersifat multi years 5 sampai 7 tahun, dan berfokus pada lokus di Bumiayu dan Tonjong di Kabupaten Brebes.  


Kemudian DIRI akan membangun infrastruktur riset dalam bentuk Stasiun Penelitian Lapangan (SPL) dan akan diintegrasikan dengan skema Degree By Research, Post Doctoral,Visiting Researcher, MBKM  tugas akhir mahasiswa, Research Asistant dan sebagainya.


“Riset ini bersifat multidisipliner, walaupun core nya  adalah geologi tetapi melibatkan disiplin keilmuan lainnya,” lanjut Herry.


Herry mengatakan Bumiayu menjadi pilihan karena adanya catatan-catatan terkait temuan awal di Wilayah Bumiayu sejak awal abad ke-20. Bumiayu adalah pengakuan sebuah wilayah dari penelitian arkeologi sebelumnya dan juga sebagai salah satu wilayah kepulauan nusantara yang terangkat dan menjadi daratan sekitar 2 juta tahun yang lalu.


“Jadi di sini kalau misalnya memberi fokus pada prasejarah ini bisa dipahami situasinya dan juga menjadi lokasi paling awal di kepulauan nusantara yang digunakan fauna terestrial dan manusia purba, jejak peradaban di Bumiayu tidak hanya berasal dari masa prasejarah tetapi hingga berikutnya yang lebih muda seperti ditemukan Candi, makam dan lain sebagainya,” jelas Herry.


“Keuntungan dari kegiatan platform kolaborasi yang ingin kita sediakan bukan hanya field atau lapangan tetapi juga fasilitas, ada supervisi dari visiting researcher atau Profesor, keterlibatan dalam seminar internasional workshop baik nasional maupun internasional,” ujar Herry.


Pada kesempatan yang sama Sofwan Noerwidi, Kepala Pusat Riset Arkeometri menjelaskan alasan mengapa RIIM ekskavasi ini membutuhkan jangka waktu yang Panjang. “Secara teknik penelitian atau data lapisannya cukup tebal juga kawasannya luas sehingga perlu hati-hatian karena harus betul-betul meneliti dengan hati-hati semuanya, apa yang kita temukan lapis demi lapis di lapisan batuan sehingga tidak ada data yang hilang sehingga kita kemudian bisa melakukan analisis data dengan baik,” ujarnya.


Sofwan menjelaskan potensi tema penelitian utamanya adalah arkeologi prasejarah, selain itu ada juga tema kebumian, hayati dan lingkungan, penerbangan dan antariksa, juga pertanian dan peternakan.


Dikatakannya target output kegiatan ini sendiri adalah repositori yang akan disimpan di RMPI dan depositori di DIRI juga temuan-temuan lain secara fisik yang nantinya akan disimpan di Cibinong. Selain itu nanti juga ada konten-konten media sosial dokumen kegiatan riset. Juga akan dilakukan seminar internasional khususnya hasil dari riset ekskavasi ini dan akan mulai menggagas book chapter BRIN-Springer dan Jurnal Internasional. Kegiatan RIIM ekskavasi arkeologi di Bumiayu Jawa Tengah ini direncanakan akan mulai dibuka pada awal bulan April 2024. (nnp)