• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 442 ) May 11, 2024

BRIN Bangun Konsep, Sinergi, Kolaborasi, dan Harmonisasi pada Kelompok Riset Teknologi Tepat Guna


Subang - Humas BRIN. Membangun dengan melibatkan tiga konsep dalam mengatasi persoalan melalui; sinergi, kolaborasi, dan harmonisasi dipandang sebagai konsep yang sangat ampuh. Dengan konsep ini akan tercipta harmoni, terbentuknya keseimbangan, terjalinnya komunikasi yang efektif, dan feedback yang cepat. Konsep ini dapat disinyalir akan berdampak positif terhadap proses pengembangan teknologi tepat guna, termasuk di sektor pembangunan infrastruktur. Sinergi akan menyatukan seluruh elemen, antar organisasi, termasuk antar orang-orang di dalam suatu organisasi.


Achmat Sarifudin (Kepala Pusat Riset Teknologi Tepat Guna (PRTTG)- Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyampaikan, tahun 2024 PRTTG memiliki delapan belas program kegiatan internal dan dua program Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) dengan pendanaan eksternal.


“Agar program tersebut dapat berjalan lancar, baik, dan dapat mencapai target yang direncanakan maka dibutuhkan strategi dengan membangun sinergi, kolaborasi, dan harmonisasi. Hal itu diupayakan agar terjalin sinergitas antar seluruh komponen di PRTTG untuk mencapai tujuan organisasi,” sambut Achmat pada saat rapat Monitoring dan Evaluasi Kelompok Riset di lingkungan PRTTG - BRIN, Rabu (8/5).


Dalam kesempatan ini, Achmat menjelaskan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di PRTTG yaitu dimulai dari penyusunan Perjanjian Kerja (PK) untuk PRTTG dan cascading tahun 2024. Ia katakan bahwa capaian PRTTG hingga April 2024 secara umum ada yang terlampaui dan ada yang masih belum tercapai, dari target publikasi internasional kurang sedikit antara bentuk jurnal dan prosiding, melalui monev ini maka diharapkan dipertengahan tahun 2024 (TW-2) bisa lebih optimal.


“Walaupun dengan keterbatasan SDM, PRTTG diminta untuk dapat mensukseskan capaian di Organisasi Riset Pertanian dan Pangan (ORPP) - BRIN pada Rumah Program yaitu terkait dengan peralatan produksi dan pasca panen pertanian, karenanya delapan belas kegiatan riset di Rumah Program hampir 80% didominasi dari kegiatan di PRTTG dengan output utamanya kearah pengembangan teknologi berupa peralatan. Selain itu ada kegiatan RIIM dan program baru pada pengolahan porang,” ujarnya.


Ia menuturkan lisensi di BRIN yang bersifat komersial maupun non komersial merupakan salah satu poin capaian pada rekayasa di lingkungan PRTTG, poin tersebut dapat digunakan para periset sebagai HKM.

Lebih lanjut Achmat sampaikan, terkait risiko di PRTTG ada lima poin pernyataan risiko yang akan menjadi rencana aksi mitigasi, Kekayaan Intelektual (KI) dilakukan dengan pelaksanaan Bimtek, kebaharuan memiliki potensi besar pada teknisi yaitu purwarupa. Ia berharap dari dua Kelompok Riset (Kelris) di lingkungan PRTTG dapat berkontribusi pada KI. 


“Dengan keterbatasan SDM di PRTTG, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan peningkatan pendidikan dan alih Jabatan Fungsional (JF) kepada beberapa personil yang mengalami permasalahan terkait status JFnya, hal ini dilakukan agar SDM di lingkungan PRTTG baik dari sisi jumlah personilnya tidak mengalami pengurangan,” ungkap Achmat.


Kepala ORPP - BRIN, Puji Lestari hadir dalam rapat untuk memberikan sambutan, arahan dan penjelasan terkait beberapa hal, yaitu; pelaksanaan monev TTG agar dilaksanakan secara luring dua kali dalam setahun, penerapan assessment di lingkungan BRIN khususnya pada pemetaan SDM, progres riset dan permasalahan yang timbul pada otoritas ORPR akan ditindak lanjuti keatas, manajemen risiko di lingkungan ORPP, kinerja ORPP pada grup kelompok riset (kelris) dari lima menjadi tujuh pada tahun 2024, serta pemantauan Perilaku Kerja yang berkesinambungan kepada pusat riset di lingkungan ORPP.


Lebih lanjut Puji sampaikan beberapa hal terkait monev TTG; 1. Dari hasil monev adanya laporan/klarifikasi yang dikonkretkan antara kinerja, capaian, dan ditambah yang ditargetkan setiap Kelris, 2. Kerja sama setiap Kelris dengan mitra eksternal agar terekam dengan baik di Pusat Riset hingga ke OR, menjadi highlight yaitu semua kerja sama dengan eksternal BRIN dilaporkan terutama terkait dengan formal dokumen, 3. Proposal RIIM kompetitif yang memiliki dana anggaran abadi untuk dimaksimalkan para periset, mengingat relevansinya dengan perolehan dana eksternal dimana RIIM kompetitif.


“Untuk itu penanggung jawab kegiatan harus memiliki paper yang sangat relevan, dan adanya data awal agar bisa publikasi pada awal tahun. RIIM mencakup roadmap dan outputnya tiap tahun dan dapat diatur dengan pendekatan holistik, sebagai contoh adalah alat TTG,” terang Puji.


Hadir dalam rapat monev ini yaitu para Ketua Kelris TTG dan satu orang anggota perwakilan secara luring dan sisanya melalui daring. Masing-masing Ketua Kelris mempresentasikan program/kegiatan, mencakup; rencana aksi riset, capaian program/kegiatan riset, kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan riset, solusi, dan tindak lanjutnya, (sp.da/da, ed.set).