• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 59 ) Nov 12, 2024

BRIN Ajarkan Metodologi Riset Digital pada Mahasiswi Unida Gontor


Jakarta - Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengenalkan metodologi riset digital pada mahasiswi Universitas Darussalam (Unida) Gontor di kawasan Sains Sarwono Prawirohardjo Jakarta, Senin (11/11). Kunjungan mahasiswi Program Studi Agama-agama, Fakultas Ushuluddin Universitas Unida Gontor tersebut dalam rangka studi pengayaan lapangan terkait riset dan inovasi.

 

Vera Bararah Barid, periset sekaligus koordinator program di Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora (OR IPSH) menerima langsung kunjungannya, mewakili Kepala Pusat Riset Agama dan Kepercayaan (PR AK) BRIN.

 

Dalam paparannya, Vera yang juga alumnus Unida Gontor menjelaskan metode riset digital dalam penelitian ilmu pengetahuan sosial dan humaniora. Sebelumnya, ia memberi pengenalan singkat mengenai sejarah pembentukan BRIN dan struktur OR IPSH. 

 

Lalu ia lanjut menceritakan pengalaman risetnya di tahun 2020 yang harus menggunakan metodologi digital karena terkendala pandemi. Vera menjelaskan bahwa metodologi riset digital terdiri dari data digital, instrumen pengumpulan data secara digital, teknik analisa secara digital, dan instrumen pengolahan data secara digital.

 

Menurutnya, keuntungan dari metode digital yaitu memiliki cakupan data yang banyak dibandingkan metode konvensional. Namun dalam hal penggunaannya, metode konvensional lebih banyak digunakan datanya dibandingkan metode digital. “Hal ini karena ada beberapa hal tertentu atau yang sensitif yang harus ditanyakan langsung, yakni melakukan survei menggunakan metode konvensional,” jelasnya.

 

Lantas, terkait model ekosistem riset digital, disebutkannya pula meliputi beberapa hal. Yaitu pemahaman konsep metode digital, pengenalan perangkat lunak dan aplikasi digital, praktik penggunaan alat atau aplikasi, visualisasi data, interpretasi data, dan diseminasi.

 

Vera kemudian menyebutkan peluang riset kolaborasi melalui program Call for Research Collaborations (CfRC) yang ditawarkan BRIN. Program tersebut terdiri dari 14 tema program kolaborasi riset BRIN. Ia menyebutkan ada 2 tema yang berkaitan dengan agama yang dapat dikolaborasikan. 

 

Pertama, green religion/ eco-theology yaitu upaya agama menjaga lingkungan. Kedua, digital religion yaitu ritual, otoritas, dan otentisitas.

 

Di akhir paparannya, Vera mengemukakan pendapatnya mengenai seberapa penting menciptakan lingkungan riset dan penumbuhan inovasi yang kondusif. Menurutnya, hal itu penting agar tidak bergantung total dengan produk negara lain, sebagaimana ia sebutkan dari pengalamannya di masa pandemi. Serta, produknya akan sesuai dengan kebutuhan masyarakat karena memiliki konteks lokal.

 

Pada kesempatan tersebut, Haris Maiza Putra selaku periset PR AK melakukan simulasi sekaligus memberikan tips cara mencari dokumen Scopus. Ia juga berbagi pengalamannya menggunakan beberapa perangkat lunak atau aplikasi yang membantu dalam menyusun jurnal atau skripsi.

 

Mulyana, yang juga periset PR AK turut berbagi pengalaman dan memberi motivasi kepada para mahasiswi dalam melakukan riset. Menurutnya, dalam melakukan riset ke lapangan yakni di suatu daerah, ada baiknya jika sebelumnya sudah memiliki pengetahuan dasar mengenai hal-hal terkait tempat tersebut. Contohnya terkait bahasa yang digunakan. Hal ini tentu akan membantu dalam memahami informasi yang dikumpulkan dalam proses riset.

 

Turut hadir dalam acara ini pembimbing Unida Gontor, Abdullah Muslich Rizal Maulana dan Fadhillah Rachmawati. (RPS/ ed:And)