BRIN Ajarkan Metodologi Riset Digital pada Mahasiswi Unida Gontor
Jakarta - Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
mengenalkan metodologi riset digital pada mahasiswi Universitas Darussalam
(Unida) Gontor di kawasan Sains Sarwono Prawirohardjo Jakarta, Senin (11/11).
Kunjungan mahasiswi Program Studi Agama-agama, Fakultas Ushuluddin Universitas
Unida Gontor tersebut dalam rangka studi pengayaan lapangan terkait riset dan
inovasi.
Vera Bararah Barid, periset
sekaligus koordinator program di Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial dan
Humaniora (OR IPSH) menerima langsung kunjungannya, mewakili Kepala Pusat Riset
Agama dan Kepercayaan (PR AK) BRIN.
Dalam paparannya, Vera yang juga
alumnus Unida Gontor menjelaskan metode riset digital dalam penelitian ilmu
pengetahuan sosial dan humaniora. Sebelumnya, ia memberi pengenalan singkat
mengenai sejarah pembentukan BRIN dan struktur OR IPSH.
Lalu ia lanjut menceritakan
pengalaman risetnya di tahun 2020 yang harus menggunakan metodologi digital
karena terkendala pandemi. Vera menjelaskan bahwa metodologi riset digital
terdiri dari data digital, instrumen pengumpulan data secara digital, teknik
analisa secara digital, dan instrumen pengolahan data secara digital.
Menurutnya, keuntungan dari metode
digital yaitu memiliki cakupan data yang banyak dibandingkan metode
konvensional. Namun dalam hal penggunaannya, metode konvensional lebih banyak
digunakan datanya dibandingkan metode digital. “Hal ini karena ada beberapa hal
tertentu atau yang sensitif yang harus ditanyakan langsung, yakni melakukan
survei menggunakan metode konvensional,” jelasnya.
Lantas, terkait model ekosistem
riset digital, disebutkannya pula meliputi beberapa hal. Yaitu pemahaman konsep
metode digital, pengenalan perangkat lunak dan aplikasi digital, praktik
penggunaan alat atau aplikasi, visualisasi data, interpretasi data, dan
diseminasi.
Vera kemudian menyebutkan peluang
riset kolaborasi melalui program Call for Research Collaborations (CfRC) yang
ditawarkan BRIN. Program tersebut terdiri dari 14 tema program kolaborasi riset
BRIN. Ia menyebutkan ada 2 tema yang berkaitan dengan agama yang dapat
dikolaborasikan.
Pertama, green
religion/ eco-theology yaitu upaya agama menjaga lingkungan. Kedua, digital
religion yaitu ritual, otoritas, dan otentisitas.
Di akhir paparannya, Vera
mengemukakan pendapatnya mengenai seberapa penting menciptakan lingkungan riset
dan penumbuhan inovasi yang kondusif. Menurutnya, hal itu penting agar tidak
bergantung total dengan produk negara lain, sebagaimana ia sebutkan dari
pengalamannya di masa pandemi. Serta, produknya akan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat karena memiliki konteks lokal.
Pada kesempatan tersebut, Haris
Maiza Putra selaku periset PR AK melakukan simulasi sekaligus memberikan tips
cara mencari dokumen Scopus. Ia juga berbagi pengalamannya menggunakan beberapa
perangkat lunak atau aplikasi yang membantu dalam menyusun jurnal
atau skripsi.
Mulyana, yang juga periset PR AK
turut berbagi pengalaman dan memberi motivasi kepada para mahasiswi dalam
melakukan riset. Menurutnya, dalam melakukan riset ke lapangan yakni di suatu
daerah, ada baiknya jika sebelumnya sudah memiliki pengetahuan dasar mengenai
hal-hal terkait tempat tersebut. Contohnya terkait bahasa yang digunakan. Hal
ini tentu akan membantu dalam memahami informasi yang dikumpulkan dalam proses
riset.
Turut hadir dalam acara ini
pembimbing Unida Gontor, Abdullah Muslich Rizal Maulana dan Fadhillah
Rachmawati. (RPS/ ed:And)