• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 92 ) Feb 6, 2024

BRIN Ajak Masyarakat Dokumentasikan Konten Pengetahuan Lokal


Tangerang - Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memiliki Program Akusisi Pengetahuan Lokal untuk mendapatkan dan mendokumentasikan berbagai konten pengetahuan lokal serta hasil litbangjirap (penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan) dalam bentuk buku dan audiovisual. Pengetahuan lokal ini dapat diakses dan dimanfaatkan secara terbuka dan gratis oleh masyarakat melalui kanal publik yang dikelola oleh BRIN. Program ini juga melibatkan dan mengajak masyarakat untuk turut serta mendokumentasikan berbagai konten pengetahuan lokal.


Demikian disampaikan Pranata Humas Ahli Muda, Adhi Nugraha saat memberikan Pelatihan Teknik Pembuatan Konten Media Sosial dalam kegiatan Masyarakat Bertanya BRIN Menjawab (MBBM) di Tangerang, Selasa (6/2).


Adhi menjelaskan, pengetahuan lokal adalah pemahaman keterampilan dan filosofi yang dikembangkan serta dimiliki oleh masyarakat tertentu yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi, pengetahuan tradisional, dan/atau kearifan lokal. Melalui Program Akusisi Pengetahuan Lokal, BRIN berupaya menyediakan fasilitas publik berupa sumber literasi Pengetahuan Lokal dalam bentuk buku atau audiovisual yang dapat diakses dan dimanfaatkan secara gratis oleh masyarakat.


"Program ini juga dihapkan dapat memotivasi masyarakat untuk mendokumentasikan dan mengonversi berbagai Pengetahuan Lokal ke dalam bentuk buku atau audiovisual. Juga meningkatkan visibilitas, aksesibilitas, dan produktivitas publikasi nasional dalam bentuk buku atau audiovisual yang bermuatan konten Pengetahuan Lokal," tuturnya.


Adhi menyampaikan, tujuan lain dari Program Akusisi Pengetahuan Lokal adalah untuk meningkatkan peran pemerintah dalam penyediaan sumber literasi yang kredibel, mudah dan merata untuk diakses seluruh masyarakat Indonesia. Selain itu BRIN juga menerapkan sistem penghargaan atas upaya dan komitmen masyarakat dalam melestarikan Pengetahuan Lokal melalui publikasi yang berkualitas.


"Ada beberapa ruang lingkup dalam Pengetahuan Lokal yaitu pelestarian kebudayaan dan kesenian, seperti tarian, musik, lukisan, tuturan, dan patung; petuah, nilai, norma, kepercayaan, dan pelestarian berbagai pengetahuan lokal dan kearifan dalam masyarakat. Ruang lingkup kedua yaitu Sumber Daya Alam, seperti pelestarian, konservasi, pemanfaatan berkelanjutan sumber daya alam dan sebagainya. Yang ketiga, Litbangjirap seperti pengetahuan hasil-hasil penelitian, pengembangan, pengkajian, dan/atau penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Terakhir pemanfaatan, seperti praktik pemanfaatan, penggunaan, dan pengembangan berbagai pengetahuan lokal; arsitektur, pertanian, peternakan; dan/atau pengetahuan dan kearifan lokal lainnya," papar Adhi.


Adhi mengatakan Pengetahuan Lokal ini dibuat dalam bentuk buku atau audiovisual. Untuk buku dibagi ke menjadi Buku Ilmiah (monografi atau bunga rampai), Buku Ilmiah Populer, Buku Ajar, Buku Pedoman dan Buku Cerita Bergambar atau Komik Pengetahuan. Sedangkan kategori audiovisual diantaranya Film Dokumenter, Film Animasi, Film Fiksi dan Dokumentasi Kreatif Inovatif.


"Program ini dapat diikuti oleh berbagai kalangan mulai dari akademisi (periset dan dosen), mahasiswa/pelajar, kreator/komunitas/penggiat kemasyarakatan dan kebudayaan; serta masyarakat umum. Sekarang hampir semua orang punya Smartphone, kita bisa membuat film dengan menggunakan smartphone. Yang perlu kita lakukan adalah membuat perencanaan yang baik seperti membuat naskah, membentuk tim, menyusun jadwal syuting, menyusun anggaran biaya, peralatan dan lainnya. Selajutnya merekam audio dan video dengan berbagai angle, movement dan shot. Hasil syutingnya bisa diedit di Smartphone menggunakan aplikasi editing video baik yang free ataupun berbayar. Setelah filmnya jadi bisa dipublikasikan melalui Program Akuisisi Pengetahuan Lokal," pungkasnya. (dv)