BRIEF (BRIN Insight Every Friday) : Riset dan Inovasi untuk Kemandirian Masyarakat
Jakarta (07/01) Humas BRIN, Badan Riset dan Inovasi Nasional melalui Biro Komunikasi Publik, Umum dan Kesekretariatan (KPUK) kebali menghadirkan gelaran virtual BRIN Insight Every Friday (BRIEF) pertama di tahun 2022 dengan mengangkat tema Riset dan Inovasi untuk Kemandirian Masyarakat. BRIEF pekan ini menghadirkan salah satu Anggota Dewan Pengarah BRIN yang dikenal sebagai sosok yg mengalirkan listrik bagi lebih dari 60 daerah terisolir di Indonesia dan Filipina, sosok inspirasional yang merupakan salah satu Anggota Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sekaligus Direktur Eksekutif IBEKA, Ir. Tri Mumpuni.
Plt. Sekretaris Utama BRIN, Nur Tri Aries Suestiningtyas dalam sambutan pembukaanya mengatakan bahwa pelaksanaan BRIEF ini adalah untuk memfokuskan Riset dan Inovasi untuk Kemandirian Masyarakat semoga agar dapat menginspirasi dan memberikan motivasi kepada sivitas BRIN yang sedang bertransformasi, untuk terus mencintai IPTEK dan berkontribusi melalui riset dan inovasi, serta mewujudkan BRIN sebagai “brain of the nation”.
Sementara itu Tri Mumpuni dalam paparannya memberikan insight bagaimana perjuangan pelaku riset yang senantiasa mengutamakan kebutuhan publik dapat membawa sentuhan teknologi yang berperan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dalam pengembangan teknologi pembangkit listrik mikrohidro, tidak kurang dari 60 lokasi desa terpencil telah berhasil diterangi listrik karena upaya dan kejelian dalam memetakan potensi sumber aliran air di wilayah yang selama ini belum tersentuh perusahaan listrik.
" Paradigma intelektual bisa didapatkan dari arah dan tujuan pembangunan suatu negara, termasuk arah dan tujuan riset. Kesadaran terhadap keadaan sosial dan lingkungan alam harus diawali dengan “kesadaran kehidupan” yakni keseimbangan antara pengetahuan dan perasaan. Dengan adanya keseimbangan antara pengetahuan dan perasaan sistem dan model pendidikan bukan lagi suatu dogma melainkan diskusi hipotesa pembangunan lokal sehingga ilmu pengetahuan bisa dinikmati oleh semua orang". ujarnya.
Ditambahkan Tri Mumpuni Teknologi yang telah diterapkan dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat saat ini perlu dirawat keberlangsungannya dengan unsur-unsur diantaranya adalah Organization capability, Subsequent cost for sustainability, Orientation, Realistic formulation, Technical appropriateness, dan Consideration of political structure. Saat BRIN sebagai badan riset yang besar dan merupakan bagian dari pemerintah harus mempunyai moralitas pemberdaya untuk berkontribusi bagi kemandirian masyarakat. Sivitas BRIN harus menggunakan rasa dan logika (pengetahuan) dengan seimbang. Menurut Tri Mumpuni, dengan adanya BRIN sebagai lembaga penelitian di Indonesia yang di dalamnya terdapat banyak peneliti di berbagai bidang, diharapkan akan meningkatkan jumlah penelitian dan inovasi yang bermanfaat bagi bangsa. “Ada lima peningkatan empati peneliti Indonesia, yaitu Simpati dan penghiburan, Kebiasaan proposial, Kesejahteraan dan timbal balik, Pemberdayaan yang lemah, Demokratisasi seluruh aspek kehidupan,” ujar Tri Mumpuni.
Sebagai pelayan masyarakat, paradigma yang digunakan adalah Ekotekno-Antropologi yang melihat kehidupan sebagai rahmat, hidup untuk berkolaborasi, berbuat manfaat, berbagi keberkahan, dan pemberdayaan. Adapun pesan singkat yang disampaikan oleh Tri Mumpuni pada penutup acara adalah “Hidup itu hanya sekali, hiduplah yang berarti”. (jw/edt.cj)