• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 548 ) May 7, 2022

BPAA Agam Mengikuti Pengamatan Hilal Idul Fitri 1443 H


Padang-Humas BRIN, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Balai Pengamatan Antariksa Agam mengikuti rukyatul hilal pada Minggu 1 Mei 2022 di Gedung Hotel Ibis Padang, Jl. Tamansiswa No.1A, Alai Parak Kopi, Kec. Padang Utara, Kota Padang, Sumatera Barat dengan koordinat 0.92957 LS 100.36089 BT.


Pengamatan yang dilakukan setiap tahun ini dimulai pada pukul 13.00 dengan di awali acara FGD (Forum Group Discussion) dengan Kementerian Agama Kantor Wilayah Sumatera Barat dengan tema “Diskusi visibilitas hilal untuk memberikan kontribusi penetapan awal bulan qamariyyah dan rukyatul hilal penentuan 1 syawal 1443 H / 2022 M”. 


Rukyatul hilal melakukan pengamatan ketampakan hilal atau bulan sabit pertama saat matahari terbenam menjelang awal bulan pada kalender hijriah, sedangkan hisab dilakukan dengan perhitungan secara matematis dan astronomis dalam penentuan posisi bulan untuk menentukan dimulainya awal bulan pada kalender hijriah. 


Dijelaskan Prof. Dr Thomas Djamaludidin M.Sc, ahli astronomi dan astofisika dari Pusat Riset Antariksa Badan Riset Dan Inovasi Nasional (BRIN), rukyat dan hisab setara, bisa saling menggantikan atau saling melengkapi.


Rukyatul hilal merupakan pengamatan atau observasi terhadap hilal, yaitu lengkungan bulan sabit paling tipis yang berkedudukan pada ketinggian rendah di atas ufuk barat pasca-Matahari terbenam (ghurub) dan bisa diamati.


Saat pengamatan dilaksanakan, kecerlangan cahaya Hilal akan direkam oleh detektor yang dipasang pada teleskop yang secara otomatis mengikuti berubahnya posisi Bulan di ufuk Barat pada arah di mana Matahari dan Bulan berada. Prakiraan waktu terbenamnya Matahari dan parameter Bulan disajikan oleh hisab sebagai pendukung pelaksanaan rukyatul hilal.


Dalam ilmu falak modern, terlihatnya hilal sebagai lengkungan bulan sabit sangat tipis adalah produk kombinasi antara kecerlangan bulan sabit terhadap kecerlangan langit senja latar belakang (syafak) dan perbandingan kontras Bulan sabit–langit senja latar belakang terhadap sensitivitas mata / sensor kamera.


Cara pengamatan hilal untuk saat ini, dibantu alat optik (teleskop) terhubung sensor/kamera.Teleskop yang digunakan adalah Teleskop William optic GT 81 APO Refractor. Terlihat atau tidaknya hilal pun sangat bergantung pada sejumlah faktor. Mulai dari parameter bulan sendiri (berupa tinggi/irtifa’, elongasi dan magnitudo visual), parameter optik atmosfer (konsentrasi partikulat pencemar, uap air dan sebagainya) dan tingkat sensitivitas mata / sensor kamera. 


Data hisab hilal untuk lokasi pengamatan di Padang waktu tebenam matahari adalah pukul 18:18 WIB, tinggi hilal 5011’20”, lag 25 menit 15 detik dan elongasi 60 9’39” dengan posisi bulan di sebelah utara atas matahari. Pengamatan mulai dilakukan dari pukul 14:00 sampai dengan 30 menit setelah bulan terbenam (Malam Hari setelah Magrib). 


Pemerintah akan menetapkan 1 Syawal 1443 H melalui sidang isbat. Dalam menetapkan 1 Syawal 1443 H, pemerintah mempertimbangkan hasil perhitungan secara astronomi (hisab) dan mekanisme pemantauan hilal (rukyatul hilal). Untuk melakukan pemantauan hilal, Kementerian Agama telah menentukan titik pemantauan hilal di 34 Provinsi di wilayah Indonesia. (publish date 1/5/22)