• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 281 ) Sep 15, 2023

Asian Try Zero G Eksperimen Antariksa bagi Generasi Muda


Bandung-Humas BRIN. Program Asian Try Zero Gravity (ATZG) merupakan program edukasi bagi para generasi muda, khususnya di wilayah Asia Pasifik untuk mengajukan proposal eksperimen sederhana dan kemudian astronot mendemonstrasikan eksperimen tersebut dalam modul Kibo. Dengan eksperimen tersebut, diharapkan generasi muda dapat lebih memahami hukum-hukum fisika yang berlaku di bumi dan di luar angkasa.


ATZG 2023 telah membuka proposal penerimaan eksperimen yang dipandu oleh JAXA. Penerimaan proposal telah dilakukan pada 22 Mei hingga 23 Juni 2023 lalu. Peserta negara-negara akan mengirimkan proposal yang telah diseleksi untuk dipraktikkan oleh kru astronot dalam Modul Kibo di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).


Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Antariksa turut berperan pada Asian Try Zero G ini, dan berupaya untuk meningkatkan awareness terkait sains antariksa bagi generasi muda. BRIN menjadi POC (Person of Contact) di Indonesia, mendorong dan mendukung generasi muda Indonesia untuk dapat berperan aktif di kompetisi internasional.


KIBO-ABC merupakan prakarsa yang didirikan oleh Forum Badan Antariksa Regional Asia-Pasifik (APRSAF) untuk meningkatkan pemanfaatan modul KIBO di kawasan Asia Pasifik. “Kibo” adalah Modul Eksperimen Jepang yang dipasang di Stasiun Luar Angkasa Internasional (Internasional Space Station-ISS) tahun 2008. Untuk memperluas pemanfaatan ISS dan Modul Kibo di kalangan generasi muda dan pengembangan sumber daya manusia, sejak 2015 Indonesia ikut berpartisipasi dalam kegiatan ATZG yang diadakan oleh JAXA tersebut.


ATZG ini terbagi menjadi 2 kategori yaitu kategori A untuk eksperimen yang memungkinkan konfirmasi visual terhadap fenomena fisik sedangkan kategori B untuk latihan yang dapat dilakukan di luar angkasa. Ada 2 tim dari Indonesia yang mendaftar aplikasi dengan kategori A. Setelah diseleksi oleh JAXA dari 570 pendaftar Kategori A dan B, diterima 245 lamaran. 


Setelah melakukan proses seleksi pertama untuk setiap negara, 11 proyek Kategori A dan 5 proyek Kategori B dipilih oleh panitia seleksi akhir yang mencakup beberapa negara anggota KIBO ABC. Pada Agustus lalu hasil seleksi akhir diumumkan bahwa Indonesia termasuk di dalamnya yang terpilih. Tema yang terpilih dari Indonesia diantaranya uji coba gerak lato-lato di kondisi gravitasi nol dan cobalah tumbukan lenting total di luar angkasa dengan menggunakan permainan lato-lato.


Proses seleksi dibagi menjadi dua tahap: seleksi awal dan seleksi akhir. Pada seleksi pertama, masing-masing negara/wilayah yang berpartisipasi menggunakan lembar evaluasi umum untuk mengevaluasi tema-tema dari perspektif signifikansi/kebaruan ilmiah, keselamatan, pengoperasian, dan kelayakan dalam Kategori A, dan dampak latihan dalam gayaberat mikro, keselamatan, pengoperasian, dan kelayakan di Kategori B. Hasilnya, 19 tema dari 8 negara/wilayah terpilih di Kategori A, dan 13 tema dari 6 negara/wilayah di Kategori B.


Astronot Satoshi Furukawa yang akan melakukan eksperimen di ISS tersebut. Indonesia masuk dalam seleksi ini di mana yang mengajukan Tim 1 Habban Riawan Syahrul Haz dan I Komang Tri Cahya Bramantara dari The Republic of Indonesia Defense University, kemudian Eva Purwanti dan Rendy Ginting dari Universitas Sumatera Utara dengan tema keduanya Lato-lato Motion Trials in Zero Gravity. 


"Walaupun pada saat ini eksperimen yang dilakukan masih tampak sederhana, tetapi menjadi penting pada memberi wawasan dan pemahaman pada kondisi ketika proses fisika yang terjadi tidak dapat dilakukan dalam laboratorium di Bumi, yaitu kondisi nyata di luar angkasa. Dengan pemahaman tersebut, diharapkan dapat mempersiapkan generasi penerus periset Indonesia yang mempunyai wawasan keantariksaan," tutur Emanuel Sungging, Kepala Pusat Riset Antariksa BRIN.


Semoga Tim dari Indonesia bisa menjadi pemenang di Asian Try Zero G 2023, pada pengumuman di wrap up session  Maret 2024 mendatang. (cw/ed: kg)