• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 485 ) Jun 6, 2022

Anggaran BRIN Tak Luput juga Terkena Penyesuaian Anggaran


Jakarta, Humas BRIN. Ada yang berbeda pada Apel Pagi BRIN kali ini, karena diselenggarakan di Kantor Pusat Riset Oceanografi, Ancol Jakarta pada Senin (6/6) yang diikuti oleh seluruh sivitas BRIN secara virtual melalui kanal zoom dan youtube. 

Kegiatan apel pagi di Oseanografi ini merupakan bagian dari rangkaian Rapimtas (Rapat Pimpinan Terbatas) khusus dengan organisasi Riset Kebumian dan Maritim yang didampingi oleh tim dari Kedeputian Infrastruktur, Kedeputian Fasilitasi dan juga tim dari Sestama.

Handoko menyampaikan bahwa agenda hari ini bertujuan untuk mendiskusikan banyak hal terkait dengan program dan juga hal-hal teknis terkait pengelolaan khususnya dengan program Kelautan dan maritim.


“Kelautan dan juga kebumian ini secara alami akan menampung sebagian besar teman-teman dari KKP juga mungkin dari PTM. Teman-teman dari KKP ini merupakan salah satu rombongan terakhir yang belum masuk bergabung ke BRIN. Berdasarkan informasi dari BOSDM, proses masih berjalan karena banyak bersama-sama dengan pemindahan dari Kementerian Pertanian,” tegas Handoko.


Dalam kesempatan yang sama, Handoko juga menjelaskan terkait dengan adanya skema baru terkait pembiayaan untuk konferensi dan internship. Skema ini sudah dikeluarkan tertanggal dari 1 Maret 2022.


Handoko juga turut menanggapi adanya penyesuaian dana DIPA karena adanya dinamika harga komoditas dunia.


“Terkait dengan DIPA, saya sampaikan bahwa kita terkena juga penyesuaian anggaran karena adanya dinamika dari harga komoditas yang memang meningkat cukup tajam di berbagai belahan dunia akibat khususnya perang Rusia. Tidak mudah menaikkan harga begitu saja apalagi terkait BBM yang memang terkait dengan hajat hidup masyarakat banyak, jadi pemotongan ini sebenarnya secara prinsip tidak akan banyak mengganggu kita karena sebenarnya kita masih memiliki fasilitasi yang ada di Deputi Fasilitasi Riset dan Inovasi yang masih bisa dimanfaatkan,” jelas Handoko.  


Sementara untuk DIPA yang berasal dari rupiah murni saat ini kondisinya masih di blokir, hal ini dikarenakan terkait dengan perubahan dan penyesuaian dengan organisasi BRIN, sehingga harus dilakukan penyesuaian Ro (Rincian Output) dan KRO (Klasifikasi Rincian Output) bersama dengan Kementerian Keuangan yang saat ini prosesnya masih berjalan. Namun, civitas BRIN masih dapat memanfaatkan anggaran yang berada dalam pengelolaan Deputi Fasilitasi Riset dan Inovasi karena di luar cakupan tersebut.


“Jadi keuntungan kita setelah terintegrasi manajemennya ke dalam BRIN, termasuk layanan program riset secara nasional yang sudah diintegrasikan ke dalam BRIN dan juga termasuk yang tadinya dikelola LPDP sehingga BRIN memiliki cukup banyak keleluasaan dan fleksibilitas serta alternatif opsi yang bisa diambil dalam konteks menghadapi dinamika yang basisnya adalah BPR murni,” imbuhnya.


Sebagai penutup, Handoko mengajak kepada seluruh sivitas BRIN untuk semakin cair dan kompak bersama teman-teman baru yang terintegrasi ke dalam BRIN. Karena semua itu memang membutuhkan proses yang panjang untuk saling berkenalan dan diharapkan segera dapat memberikan kontribusi yang lebih baik bagi masyarakat, bangsa dan negara kita. (Rdn/edt.akb).

 

#ReformasiBirokrasiBRIN

#ASNBerAKHLAK

#ProfesionalOptimisProduktif