55 Tahun LAPAN Menggapai Kemandirian Bangsa Di Bidang Teknologi Penerbangan Dan Antariksa
LAPAN selenggarakan sosialisasi rencana induk keantariksaan 2016-2040 di Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer, Sumedang, Jawa Barat (27/11). Kegiatan ini merupakan rangkaian dari acara HUT LAPAN ke 55 dan diikuti oleh seluruh pegawai di lingkungan satuan kerja LAPAN.
Acara yang diawali dengan jalan santai bersama sejauh 5.5 km ini dibuka oleh Kepala LAPAN, Prof Thomas Djamaluddin, dalam sambutannya ia mengatakan “ Di usia ke 55 ini LAPAN terus mewujudkan menjadi pusat unggulan dibidang penerbangan dan antariksa dengan berbagai capaian”. Lebih lanjut Prof Thomas menjelaskan dalam amanat UU 21 Tahun 2013 ada 5 kegiatan keantariksaan yang menjadi fokus utama yakni sains antariksa dan atmosfer, penginderaan jauh, teknologi penerbangan dan antariksa,peluncuran dan komersialisme keantariksaan.
Saat ini LAPAN telah mampu melakukan 3 dari 5 kegiatan tersebut yakni sains antariksa dan antmosfer dimana LAPAN mengembangkan sistem pendukung keputusan nasional SEMAR (sistem embaran maritim) yang juga didukung aplikasi lainnya seperti SADEWA ( Satellite Disaster Early Warning System) dan SANTANU (Sistem Pemantauan Hujan) yang memiliki misi untuk pemantauan hujan,potensi bencana, prediksi arus laut dan angin. Sedangkan di penguasan sains antariksa LAPAN mengembangkan SWIFts ( Space weather Information and Forecast Services) yang memiliki informasi mengenai prediksi matahari dan cuaca antariksa.
Kedua terkait dengan Penginderaan Jauh, LAPAN telah mengembangkan program bank data penginderaan jauh dan sistem pemantauan bumi nasional dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan nasional terkait data citra satelit dengan resolusi tinggi,menengah dan sangat tinggi. Pemanfaatan citra satelit ini digunakan untuk berbagai hal terkait dengan penutupan lahan, ZPPI (Zona Potensi Penangkapan Ikan), pemantauan titik hotspot, fase pertunbuhan padi serta informasi pemetaan objek pajak.
Kegiatan keantariksaan ketiga yang telah LAPAN lakukan terkait dengan teknologi penerbangan dan antariksa terdiri dari 3 program utama yakni Program pengembangan teknologi satelit Program utamanya yakni Program pengembangan Teknologi Satelit dengan dihasilkanya satelit LAPAN A1, A2 dan A3 yang memiliki misi antara lain sebagai komunikasi radio amatir, pemantauan lahan pertanian, pemantauan kapal laut menggunakan AIS dan pemantauan bumi.
Program Utama yang kedua adalah Program pengembangan teknologi aeronautika transportasi nasional dan Maritime Surveillance system, melalui penguasaan teknologi ini LAPAN telah mengembangkan dan menghasilkan produk tanpa awak LAPAN Surveillance UAV (LSU) yaitu LSU -01, LSU 02, LSU 03 yang telah memecahkan rekor MURI untuk jarang jangka terjauh yakni 340 km dan LSU 05. Misi pesawat tanpa awak ini beragam mulai dari pemetaan resolusi tinggi mitigasi bencana, pengukuran garis terluar pulau Indonesia dan validasi data citra satelit
LAPAN bekerjasama dengan PTDI juga telah menghasilkan pesawat transportasi nasional N219 (Nurtanio) yang memilki misi untuk menghubungkan berbagai wilayah terpencil di Indonesia. Program utama selanjutnya adalah Program pengembangan roket sonda sebagai roket peluncur satelit, dimana LAPAN saat ini telah mampu membuat rancang bangun dan perakitan serta uji coba untuk roket rx 450 yang merupakan cikal bakal roket peluncur satelit yang akan dimiliki Indonesia.
Bagaimana dengan 2 kegiatan lainnya seperti peluncuran dan komersialisme keantariksaan ?
Sekretaris utama LAPAN, Prof Erna Sri Adiningsih dalam pemaparannya menyampaikan bahwa “ Rencana Induk keantariksaan 2016-2040 yang telah ditetapkan dalam Perpres No.45 Tahun 2017 merupakan cita – cita jangka panjang kegiatan keantariksaan 25 tahun kedepan”. Lebih jelas Prof Erna mengatakan cita-cita tersebut adalah upaya Indonesia dalam menggapai kemandirian bangsa dalam mengembangkan sains dan teknologi antariksa dengan berperan secara global, mampu menyediakan citra satelit sendiri dengan menggunakan satelit dan peluncur roket sendiri serta dari bandar antariksa di Indonesia sehingga hal ini akan memacu berkembangnya kegiatan komersialisme keantariksaan.
Dalam rangkaian HUT LAPAN ke 55 ini Kepala LAPAN, Prof Thomas juga meresmikan galeri LAPAN Sumedang dan Sistem Pemantauan Bumi Nasional Berbasis Android (SIPANDORA) di Gedung Antariksa. Kemudian dilanjutkan dengan penyerahan piagam penghargaan satya lancana wira karya, berprestasi, pegawai berdedikasi tinggi, fungsional terbaik.
Tidak hanya itu juga diberikan penghargaan satker pengelolaan anggaran terbaik tahun 2017 kepada biro perencanaan dan keuangan dan balai pengamatan antariksa dan atmosfer agam, penghargaan satker pengelolaan sistem akuntasi kinerja tertinggi tahun 2017 kepada kedeputian bidang penginderaan jauh, pusat teknologi dan data penginderaan jauh dan stasiun bumi penginderaan jauh pare-pare dan untuk unit kearsipan II terbaik dalam pengawasan kearsipan internal tahun 2018 diberikan kepada pusat teknologi satelit.
Untuk pemeringkatan PPID Satuan kerja LAPAN penghargaan diberikan kepada Pusat Teknologi Satelit, Pusat Sains Antariksa dan Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Agam.