• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 330 ) Sep 10, 2023

Sinergi Riset dalam Pengembangan Ilmu Sosial dan Humaniora IPSH BRIN Gelar Rapat Pleno


Cibinong - Humas BRIN. Organisasi Riset (OR) Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora (IPSH) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)  selenggarakan acara Rapat Pleno di Ruang Rapat Gedung Teratai di Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Soekarno Cibinong pada Jum’at (8/9/2023). Kegiatan tersebut didahului dengan melaksanakan Germas, berupa jalan santai sehat di sekitar KST Soekarno, Cibinong, yang diikuti peserta sebanyak 247 orang dari Sivitas OR IPSH BRIN.

Ahmad Najib Burhani, Kepala OR IPSH BRIN, mengucapkan terimakasih dan mengatakan sudah banyak mendapatkan beberapa catatan perjalanan dalam dua tahun ke lapangan. “Ada beberapa hal terkait pendanaan dan anggaran untuk riset yang dilakukan.  Kita harus bersama-sama menjaga identitas sebagai periset dan peneliti di dalam BRIN,” terangnya.

Dirinya mengungkapkan bahwa dalam beberapa kasus, proses integrasi tahun kedua keberadaan BRIN yang dijalani, contohnya kepala pusat riset (PR) bertemu dengan pusat riset di dalam satu lingkup seperti PR Masyarakat dan Budaya, PR Hukum, PR Agama dan Kepercayaan, PR Pendidikan, PR Kewilayahan, PR Politik dan PR Kependudukan, bisa saling mengenal satu sama lain.

“Kemudian tahun ketiga dengan melihat roadmap pada BRIN, merupakan tahun untuk memperkuat mobilitas di dalam BRIN, diantaranya untuk mempererat korelasi yang ada di IPSH,” tambah Najib. Ia berharap, dengan adanya forum rapat pleno sebagai momentum berkumpulnya teman-teman dari berbagai pusat riset dan bisa saling mengenal, bercerita tentang berbagai kegiatan yang kita lakukan,”tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, Lilis Mulyani Kepala Pusat Riset Masyarakat dan Budaya (PR PMB) BRIN menyampaikan, bahwa IPSH telah membuat tim khusus untuk memberikan masukan juknis jabatan fungsional peneliti, memberi masukan terkait PerMenPANRB No. 1 Tahun 2023. “Etika publikasi juga penting, tidak hanya dari peneliti, namun IPSH juga perlu membuat panduan tentang etika publikasi,” tuturnya.

 

“IPSH BRIN perlu membuat workshop tentang riset integrity untuk memberikan sharing. Apa saja yang perlu diperhatikan untuk self reminder. Kita ingin dikenang sebagai peneliti atau kepakaran seperti apa dan orang membaca tulisan kita. Itu adalah responsibility kita,”ujarnya.

 

Selanjutnya, Athiqah Nur Alami Kepala PR Politik BRIN mengatakan, “Terkait Hasil Kerja Minimal (HKM) dan Keluaran Kerja Minimal (KKM), kami dari IPSH membuat usulan tertulis terkait dengan butir-butir, salah satunya bunga rampai, perolehan dana eksternal dengan mengusulkan memasukan dana sifatnya inkind.

 

“PR selanjutnya bunga rampai untuk KKM. IPSH membuat masukan tertulis terkait klasifikasi bunga rampai dalam konteks juknis. Kami selaku Kepala PR terus mengakomodir kepentingan kita sebagai peneliti terkait publikasi,” imbuh Athiqah.

 

Kepala PR Kewilayahan BRIN, Fadjar Ibnu  Thufail mengatakan bahwa skema pendanaan adalah benar-benar aspek yang berdasarkan kegunaan. Salah satu keinginaan dari BRIN, seperti IPSH mempunyai satu impian yang sama bisa memberikan satu legacy tentang sesuatu yang terkait dengan perkembangan ilmu sosial di Indonesia.

 

Selanjutnya, Kepala PR Kependudukan BRIN, Nawawi mengungkapkan, isu saling terkait tentang kuota riset yang dibiayai sangat terbatas serta anggaran terbatas serta penelitian dasar.

 

“Penelitian mandiri menjadi tumpuan dimana dana riset, dana lembaga menjadi sangat terbatas menjadi sebuah jalan keluar dan teman-teman bisa berproduksi menulis dan mempublikasi, sehingga tuntutan lembaga bisa dipenuhi. Kami melihat ada konsen tentang ini, sehingga sebagai peneliti untuk memproduksi sesuai target apa yang ditetapkan lembaga dan disisi lain pun perlu juga ada dukungan dari Lembaga,” ungkap Nawawi. 

 

Sementara itu, Kepala PR  Agama dan Kepercayaan BRIN, Aji Sofanudin mengatakan telah membantu membuat pipa air bersih Kampung Adat Urug, Bogor dari program stimulan yang merupakan wakaf dari BRIN. “Di tengah keterbatasan, kita mencoba melakukan sesuatu yang memberikan kebermanfaatan terkait berbagai program dan riset,” ucapnya.

 

Masih pada kesempatan yang sama, Laely Nur Hidayah Kepala PR Hukum BRIN menuturkan bagaimana teman-teman mendapatkan riset penelitian. Para peneliti muda diharapkan memiliki pengalaman secara sosial legal antara lain pendanaan riset serta fokus bagaimana meningkatkan capacity building.

 

Diakhir acara, Kepala PR Pendidikan BRIN, Trina Fizanty mengatakan, pertemuan ini merupakan kesempatan bertemu dari berbagai pusat riset, kepakaran bahkan pertama kali bisa bertemu secara langsung ketika transisi mulai berjalan. “Peluang ini akan kita gunakan untuk bisa saling mengenal dan diharapkan akan muncul ide-ide riset-riset yang mendukung adanya multi disiplin, kolaborasi dan kerjasama. Ini merupakan sebuah kekuatan,” pungkasnya. (shf/ ed.sl,sj)