Sambut Ramadan, Tingkatkan Kesadaran Berzakat
Jakarta – Humas BRIN, Bulan Ramadan pada kalender Hijriah merupakan bulan suci yang diagungkan oleh pemeluk agama Islam di seluruh dunia. Karena keagungannya itulah, masyarakat muslim di seluruh wilayah Indonesia mempunyai cara masing-masing dalam menyambut bulan ramadan yang akan segera tiba.
Kemeriahan menyambut datangnya ramadan juga dilakukan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas RI) yang bertajuk Tarhib Ramadan Baznas RI se-Indonesia dan Kick off Program Menulis Alquran digelar secara hybrid, Jakarta, Senin (13/03). Kegiatan tersebut diisi dengan pemberian santunan kepada yatim dan duafa, dan penulisan mushaf al-quran yang diikuti oleh pengurus zakat (amil), pemberi zakat (muzakki) dan penerima zakat (mustahik) yang diwakili oleh Unit Pengumpul Zakat (UPZ) seluruh Indonesia.
Ketua Baznas RI, Noor Achmad mengatakan, dari kacamata Baznas, masyarakat Indonesia ini digolongkan menjadi tiga kelompok yakni amil, muzakki, dan mustahik. Dalam rangka menyambut ramadan ini, ketiga kelompok tersebut secara bersama-sama akan menulis mushaf alquran sebanyak 22 mushaf.
Penulisan mushaf alquran kali ini secara simbolis dilakukan oleh 1000 muzakki, 1000 amil, dan 1000 mustahik di seluruh wilayah Indonesia. "Alquran diturunkan pada bulan Ramadan, tidak hanya sebagai petunjuk bagi umat muslim saja melainkan bagi seluruh umat manusia," terangnya."Marilah kita sama-sama menunjukkan pada dunia bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang cinta alquran," sambungnya.
Hal senada dikatakan Ketua Umum UPZ Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Agus Sumaryanto, tahrib ramadan artinya menyambut datangnya bulan ramadan dengan suka cita. "Tarhib ramadan artinya kita senang dan bergembira menyambut datangnya bulan ramadan," kata Agus.
Masyarakat Indonesia khususnya kaum muslimin mempunyai cara yang berbeda-beda dalam menyambut datangnya bulan ramadan. Termasuk Baznas juga mempunyai cara yang spesial dalam menyambut bulan suci ini. "Selain memberikan santunan kepada para yatim piatuh dan dhuafa juga membuat kegiatan yaitu melakukan penulisan mushaf alquran. Kegiatan ini sekaligus manandai bahwa bulan suci ramadan merupakan bulan istimewa di mana di dalamnya terdapat peristiwa turunnya alquran," lanjutnya.
Terkait pengumpulan zakat yang dilakukan UPZ BRIN, Agus mengungkapkan, perolehan zakat di BRIN masih jauh dari yang diharapkan, terlebih bila dibandingkan dengan jumlah seluruh pegawai di BRIN yang berjumlah sekitar 15 ribu pegawai maka pegawai yang menitipkan zakatnya belum mencapai 10 persen. Kondisi ini bisa dimaklumi, mengingat UPZ BRIN baru berdiri pada Juli 2022 sehingga jumlah pegawai yang menitipkan zakat juga masih sedikit, kendati setiap bulan terlihat terus mengalami penambahan.
Dalam melakukan pengumpulan zakat, diakui Agus, masih terdapat beberapa kendala termasuk dari internal pengurus UPZ BRIN. Keaktifan anggota pengurus menjadi kunci utama keberhasilan pengumpulan dan pengelolaan zakat di BRIN, dan saat ini dari sejumlah pengurus yang ditetepakan baru sekitar 20 persen yang aktif.
"Kita menyadari bahwa tugas mengelola UPZ ini kan tugas tambahan bukan tugas utama, sehingga yang perlu ditingkatkan adalah motivasi dari pengurus untuk memberikan layanan pengelolaan zakat di lingkungan BRIN," imbuhnya.
Selain itu dijelaskan Agus, kurangnya sosialisasi yang dilakukan guna menarik minat pegawai BRIN agar menitipkan zakatnya kepada UPZ BRIN. Untuk itulah, UPZ BRIN akan melakukan berbagai langkah sosialisasi melalui berbagai kanal komunikasi di BRIN, juga mempermudah pegawai BRIN dalam menyetorkan zakatnya melalui QR-CODE atau Qris.
"Kami juga akan bekerja sama dengan para periset yang ada di Pusat Riset Keagamaan dan Kepercayaan untuk melakukan riset bagaimana untuk meningkatkan perolehan zakat dan bagaimana membuat kebijakan terkait zakat yang efektif," ungkapnya.
Melalui berbagai upaya tersebut, Agus menargetkan di 2023 ini jumlah pegawai yang menitipkan zakatnya ke UPZ BRIN meningkat pada kisaran 10 hingga 20 persen. Target ini tidak akan tercapai apabila kepercayaan para muzaki di BRIN terhadap UPZ BRIN masih rendah.
Guna meningkatkan kepercayaan tersebut, pengurus UPZ BRIN akan terus meningkatkan transparansi pelaporan dari pengelolaan dana zakat yang terkumpul. "Transparansi dan keterbukaan dalam pelaporan akan dapat memudahkan para calon muzaki untuk lebih mempercayai kinerja kepengurusan UPZ BRIN," terangnya.
Di sisi lain, Agus menyadari bahwa kewajiban membayar zakat bagi umat muslim yang telah memenuhi ketentuan, tidak ada aturan harus menyetorkan zakatnya ke UPZ BRIN. Banyak pegawai BRIN yang menyetorkan zakatnya di tempat lain.
Adapun mekanisme pengumpulan zakat yang dilakukan UPZ BRIN sebagai amil zakat adalah, diawali dengan pengisian formulir kesanggupan untuk menitipkan zakat melalui pemotongan gaji dengan jumlah tertentu. Selanjutnya UPZ BRIN menginformasikan identitas pegawai yang akan menitipkan zakatnya untuk dilakukan pemotongan.
"Semua hasil pemotongan itu tidak ada yang masuk ke rekening UPZ BRIN melainkan langsung ke rekening Baznas RI. Jadi ingat ya, bukan ke rekening UPZ tapi ke rekening Baznas," tegasnya.
Dari sejumlah dana zakat yang disampaikan ke Banas RI tersebut, UPZ BRIN dapat mengusulkan penyaluran ke pihak yang berhak menerima zakat melalui usulan dan diseleksi oleh pihak UPZ BRIN. Selanjutnya, usulan tersebut disampaikan kepada Baznas RI untuk diproses dan diberikan dananya langsung ke rekening penerima, tidak melalui rekening UPZ BRIN.
"Melalui mekanisme yang transparan ini mudah-mudahan para pegawai BRIN yang tergolong muzakki atau wajib mengeluarkan zakat, bersedia menitipkan zakatnya kepada UPZ BRIN," sambungnya.
Agus berkomitmen akan terus meningkatkan kinerja dan transparansi UPZ BRIN dalam mengumpulkan dan mengelola zakat. Dia mengajak seluruh pegawai BRIN yang muslim untuk dapat menitipkan zakatnya kepada UPZ BRIN.
"Kepada teman-teman, rekan-rekan pegawai mari kita bersama-sama bisa memberikan zakatnya melalui UPZ. Semakin besar zakat yang kita titipkan maka semakin besar pula kontribusi kita dalam membantu masyarakat yang memang perlu kita bantu," pungkasnya. (pur,sj)