• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 612 ) Sep 26, 2023

Perdalam Wawasan dan Pengalaman, Siswa Suspa Intelud Angkatan ke-35 Sambangi Pusat Riset Teknologi Satelit


Bogor - Humas BRIN. Pusat Riset Teknologi Satelit (PRTS) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kedatangan Siswa Suspa Intelud Angkatan ke-35 Wing Pendidikan Umum Kodiklat Angkatan Udara di Kawasan Sains dan Teknologi Ibnoe Subroto, Selasa (26/9). Kedatangan mereka bertujuan untuk menambah wawasan dan pengalaman tentang penguasaan teknologi satelit.


Rombongan disambut langsung oleh Kepala PRTS, Wahyudi Hasbi. Dalam sambutannya Kepala PRTS mengaku bangga bisa kembali dikunjungi oleh siswa-siswa dari Kodiklat Angkatan Udara setelah kunjungan terakhir pada Agustus 2022 lalu. Hal tersebut menunjukan bahwa kesadaran terhadap pentingnya teknologi satelit sudah mulai dirasakan. “Terimakasih sudah berkunjung ke Pusteksat. Melalui pertemuan ini kita bisa saling berdiskusi mengenai kebutuhan satelit Indonesia ke depan,” ujarnya.


Wahyudi mengatakan,  saat ini BRIN sudah meluncurkan tiga satelit kecil (LAPAN-A1, LAPAN-A2 dan LAPAN-A3) dengan berbagai kemampuan yang mumpuni. Risetnya dimulai pada tahun 2001. Saat itu pengembangan satelit kecil belum dikuasai oleh banyak negara, karena dunia lebih tertarik mengembangkan satelit berukuran besar. Namun sekarang trennya berubah menjadi satelit kecil dengan kemampuan yang canggih. 

 

"Dua satelit BRIN membawa muatan Automatic Identification System (AIS) yang datanya bisa dimanfaatkan oleh TNI Angkatan Laut dalam memantau pergerakan kapal. Untuk TNI Angkatan Udara, saat ini kami sedang mengembangkan satelit komunikasi A5 yang membawa muatan Automatic Dependent Surveillance Broadcast (ADS-B). ADS-B ini adalah teknologi pengamatan yang menggunakan pemancaran informasi posisi oleh pesawat sebagai dasar pengamatan," terangnya.


Wahyudi mengungkapkan bahwa pemanfaatan satelit untuk kebutuhan militer tergantung pada misi satelit itu sendiri . Pertama, satelit dengan resolusi citra sedang, tinggi dan sangat tinggi dapat dimanfaatkan untuk pengamatan perbatasan darat dengan negara lain, pemetaan ancaman di perbatasan, pengawasan pembangunan sarana atau fasilitas pertahanan di perbatasan, serta pengintaian objek militer negara lain. 


Kedua, satelit radar dapat dimanfaatkan untuk pemantauan darat dan laut baik di siang hari maupun malam hari dengan segala cuaca serta misi pemantauan di wilayah Indonesia. Ketiga, satelit komunikasi orbit rendah dapat dimanfaatkan untuk monitoring piranti-piranti pertahanan, pesawat tanpa awak, patok perbatasan dan lainnya berbasis IoT/M2M serta misi komunikasi khusus baik berupa data maupun suara.


"Sementara untuk satelit geostasionary data relay dapat dimanfaatkan untuk mengumpulkan data-data pengawasan udara dan maritim yang terintegrasi dengan data center TNI," paparnya.


Selain mendapat pemaparan mengenai riset dan pengembangan teknologi satelit BRIN, Siswa Suspa Intelud Angkatan ke-35 juga mengunjungi beberapa fasilitas seperti Laboratorium Assembly, Integration and Test, Anechoic Chamber dan Mission Control Center.


Pada kesempatan yang sama Kepsek Suspa Intelud A-35, Kapten Sus Yayat Sudrajat mengatakan, penyelenggaraan pertahanan negara ditujukan untuk menjaga dan melindungi kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa. Dalam mencapai hal tersebut, pemerintah perlu membangun kekuatan pertahanan negara yang didukung teknologi satelit. Terlebih saat ini infrastruktur telekomunikasi satelit TNI masih tergantung pada operator sipil atau komersial. Hal tersebut memungkinkan berbagai aspek dalam pertahanan negara dikendalikan oleh pihak lain. 


"Salah satu solusi untuk mengamankan jaringan komunikasi tersebut adalah dengan menggunakan satelit sendiri yang dikendalikan oleh militer. Misinya untuk mengatasi separatis dan terorisme, penjagaan perbatasan, mitigasi bencana, bantuan SAR, pengamanan pejabat negara hingga perdamaian dunia. Oleh karena itu, melalui pertemuan ini kami diharapkan bisa mendapat pengetahuan dan memperluas cakrawala pandang tentang peran riset teknologi satelit untuk kebutuhan militer," ujarnya.(dv)