
ORPA Tandatangani Perjanjian Kinerja 2025, Targetkan Inovasi dan Kolaborasi Global
Tangerang Selatan - Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggelar penandatanganan Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2025 untuk Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA) pada 17 Januari 2025 di Kawasan Sains dan Teknologi (KST) BJ Habibie, Serpong, Tangerang. Agenda ini merupakan kelanjutan dari rapat pimpinan BRIN pada 6 Januari 2025, di mana target, indikator kinerja utama, dan mekanisme evaluasi kinerja di organisasi riset telah disepakati.
Kegiatan ini diawali sambutan Inspektur Utama BRIN, Christianus Ratrias Dewanto, menegaskan pentingnya PK sebagai landasan untuk memastikan pencapaian target organisasi. “PK adalah kontrak kerja antara Kepala ORPA dan Kepala Pusat Riset yang akan menjadi pedoman dalam pelaksanaan tugas. Dengan dukungan penuh dari seluruh pusat riset di bawah ORPA, kami yakin target ini dapat tercapai,” ungkapnya.
ORPA mematok sejumlah target ambisius untuk 2025, termasuk minimum 700 sitasi, dana riset eksternal minimal setara dengan anggaran dari Rumah Program, serta termanfaatkannya minimal 5% kekayaan intelektual. Dalam PK, setiap Pusat Riset menetapkan capaian spesifik:
- Pusat Riset Teknologi Roket (PRTR) : menargetkan 35 publikasi global, Rp3 miliar dana riset eksternal, 16 kekayaan intelektual, dan 5 purwarupa.
- Pusat Riset Teknologi Satelit (PRTS) berencana menghasilkan 28 publikasi global, Rp4 miliar dana riset eksternal, 9 kekayaan intelektual, dan 8 purwarupa.
- Pusat Riset Teknologi Penerbangan (PRTP) memproyeksikan 45 publikasi global, Rp2,5 miliar dana riset eksternal, 16 kekayaan intelektual, dan 6 purwarupa.
- Pusat Riset Antariksa menetapkan target 45 publikasi global, Rp2 miliar dana riset eksternal, 2 kekayaan intelektual, dan 1 purwarupa.
Dalam sambutannya, Kepala ORPA, Robertus Heru Triharjanto, mengapresiasi pencapaian luar biasa pada 2024, di mana semua target berhasil terlampaui. “Prestasi ini adalah hasil sinergi kuat dan perencanaan yang matang. Saya berterima kasih kepada seluruh Kepala Pusat Riset yang terus berkontribusi,” ujarnya.
Heru juga menyoroti keberhasilan pengembangan SDM. “Melalui program capacity building, jumlah periset dengan pendidikan S1 kini kurang dari 10% di tiap pusat riset,” tambahnya. Selain itu, tim administrasi baru yang dipimpin Kuncoro Wisnu, dan Rinto Andri Wiendiarto, siap menjalankan fungsi monitoring dan evaluasi (monev) dengan kunjungan rutin setiap tiga bulan.
Tahun ini, ORPA juga akan didukung oleh Platform Kolaborasi Teknologi Dirgantara dan Big Data Penginderaan Jauh, dengan fokus pada teknologi satelit dan pesawat tanpa awak. Selain itu, observatorium di Timau, Nusa Tenggara Timur, akan menjadi pusat penelitian astronomi dan astrofisika dalam Platform Kolaborasi Observatorium Langit Selatan.
“Kolaborasi ini akan memperkuat kegiatan riset dan inovasi, baik di universitas maupun industri, di dalam dan luar negeri,” jelas Heru.
Penandatanganan PK ini menjadi langkah strategis bagi ORPA untuk terus berkontribusi dalam riset penerbangan dan antariksa di tingkat global. Dengan target ambisius, dukungan SDM yang kuat, serta kolaborasi ekosistem riset, ORPA diharapkan dapat mencapai kemajuan signifikan di tahun mendatang. (alfyan,rht/edt.sj)