• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 69 ) May 7, 2024

Observatorium Nasional Timau menjadi Platform penting dalam kaderisasi Periset Antariksa


Bandung – Humas BRIN. Untuk menyiapkan periset Antariksa masa depan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (OR PA) akan mengoptimalkan pemanfaatan Observatorium Nasional Timau dan kolaborasi periset lintas negara.

 

"Para periset muda diharapkan bisa berinteraksi dengan komunitas global selain itu kami mengupayakan untuk bisa berkolaborasi dengan NASA Amerika dan mitra - mitra lain secara global," tutur Emanuel Sungging Mumpuni selaku Kepala Pusat Riset Antariksa saat membuka Monitoring dan Evaluasi (Monev) Program Riset Triwulan I TA 2024 di lingkungan Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA) pada Kamis (03/05). Kaderisasi periset di Pusat Riset Antariksa sangat tidak mudah dengan kualifikasi S3, namun BRIN harus mencetak yaitu sumbernya dari Universitas atau Perguruan Tinggi.

 

"Skema yang telah di siapkan oleh BRIN adalah DBR plus asisten, platform yang akan kita siapkan adalah Observatorium Nasional Timau, itu untuk menjadi penarik teman-teman dari Universitas yang freshgraduate untuk menjadi asisten periset plus DBR, itulah perjalanan kita untuk mencetak kader periset di Pusat Riset Antariksa dimasa depan," tutur Robertus.

 

BRIN akan menyediakan dormitori bagi para mahasiswa dan dosen yang berkunjung serta dari universitas yang akan melakukan penelitian ke Observastorium Nasional Timau serta para periset dari internasional karena seperti yang kita ketahui di Space science terbuka sangat lebar jadi itu yang akan BRIN manfaatkan untuk pengembangan kompetensi perisetnya.

 

"Kita tahu critical mass kita terlalu sedikit, kita perlu menambah periset di bidang kita supaya komunitasnya terbentuk sehingga bisa berkontribusi dengan scientific community di luar dan juga bisa membuat riset yang meaningfull  bagi indonesia," tambahnya.

 

Informasi yang telah dihimpun Humas BRIN salah satu prioritas dari empat prioritas Pusat Riset Antariksa di tahun 2024 yaitu terkait pengembangan informasi cuaca antariksa yang berada pada website SPACE WEATHER INFORMATION AND FORECAST SERVICES (SWIFtS), yang dikembangkan dengan mitra Perguruan Tinggi, selain penyiapan platform Observatorium Timau.

 

"Kami akan berkolaborasi dengan stakeholders, dan dengan dibangunnya obnas diharapkan dengan fasilitas baru ini kita bisa membuat work global platform sesuai dengan skema prioritas BRIN," ungkap Sungging. Selain itu studi pada benda jatuh antariksa serta dinamika lingkungan antariksa menjadi kajian yang berkembang dengan semakin maraknya aktivitas antariksa secara global.

 

Ketiga yaitu adanya riset - riset kolaborasi baru seperti by research atau skema baru  ang belum dicoba dengan Perguruan Tinggi atau mitra - mitra lain yang bisa Pusat Riset Antariksa perkuat.

 

"Kemudian kita senantiasa berkolaborasi dengan deputi kebijakan berkaitan dengan harapan stakeholders  agar bisa bersinergi terkait pemanfaatan hasil riset dari Pusat Riset Antariksa serta senantiasa mendorong sivitas bisa melanjutakan pendidikan dengan berbagai skema yang ada," pungkas Sungging.

 

Robertus Heru Triharjanto selaku Kepala ORPA turut hadir untuk memberikan arahan dalam Monev tersebut, dalam arahannya mengukapkan bahwa hasil dari rumah program yang telah terlihat dari 3 (tiga) tahun terakhir ialah target periset dilingkungan ORPA sebanyak 25 % periset telah menempuh pasca sarjana S3.

 

“Tugas teman teman periset ialah selanjutnya menjadi co-promotor dalam program Degree By Research (DBR) agar lebih banyak lagi periset yang dapat melanjutkan S3,” jelas Robertus.

 

5 (lima) Kekayaan intelektual, 42 publikasi global, 1 (satu) kerjasama riset, perolehan dana eksternal serta 6 (enam) orang periset sudah terdaftar di Space Generation Advisory Council. (hmn, ed.kg)