![](https://miniox.brin.go.id/ppid-brin/images/1715048053.jpeg)
Observatorium Nasional Timau menjadi Platform penting dalam kaderisasi Periset Antariksa
Bandung – Humas BRIN. Untuk menyiapkan
periset Antariksa masa depan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui
Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (OR PA) akan mengoptimalkan
pemanfaatan Observatorium Nasional Timau dan kolaborasi periset lintas negara.
"Para
periset muda diharapkan bisa berinteraksi dengan komunitas global selain itu
kami mengupayakan untuk bisa berkolaborasi dengan NASA Amerika dan mitra -
mitra lain secara global," tutur Emanuel Sungging Mumpuni selaku Kepala
Pusat Riset Antariksa saat membuka Monitoring dan Evaluasi (Monev) Program
Riset Triwulan I TA 2024 di lingkungan Organisasi Riset Penerbangan dan
Antariksa (ORPA) pada Kamis (03/05). Kaderisasi periset di Pusat Riset
Antariksa sangat tidak mudah dengan kualifikasi S3, namun BRIN harus mencetak
yaitu sumbernya dari Universitas atau Perguruan Tinggi.
"Skema
yang telah di siapkan oleh BRIN adalah DBR plus asisten, platform yang akan
kita siapkan adalah Observatorium Nasional Timau, itu untuk menjadi penarik
teman-teman dari Universitas yang freshgraduate untuk menjadi asisten periset
plus DBR, itulah perjalanan kita untuk mencetak kader periset di Pusat Riset
Antariksa dimasa depan," tutur Robertus.
BRIN akan
menyediakan dormitori bagi para mahasiswa dan dosen yang berkunjung serta dari
universitas yang akan melakukan penelitian ke Observastorium Nasional Timau serta
para periset dari internasional karena seperti yang kita ketahui di Space
science terbuka sangat lebar jadi itu yang akan BRIN manfaatkan untuk
pengembangan kompetensi perisetnya.
"Kita
tahu critical mass kita terlalu sedikit, kita perlu menambah periset di
bidang kita supaya komunitasnya terbentuk sehingga bisa berkontribusi dengan scientific
community di luar dan juga bisa membuat riset yang meaningfull bagi indonesia," tambahnya.
Informasi yang telah dihimpun Humas BRIN salah satu
prioritas dari empat prioritas Pusat Riset Antariksa di tahun 2024 yaitu terkait
pengembangan informasi cuaca antariksa yang berada pada website SPACE
WEATHER INFORMATION AND FORECAST SERVICES (SWIFtS), yang dikembangkan
dengan mitra Perguruan Tinggi, selain penyiapan platform Observatorium Timau.
"Kami akan berkolaborasi dengan stakeholders,
dan dengan dibangunnya obnas diharapkan dengan fasilitas baru ini kita bisa
membuat work global platform sesuai dengan skema prioritas BRIN,"
ungkap Sungging. Selain itu studi pada benda jatuh antariksa serta dinamika
lingkungan antariksa menjadi kajian yang berkembang dengan semakin maraknya
aktivitas antariksa secara global.
Ketiga yaitu adanya riset - riset kolaborasi baru
seperti by research atau skema baru
ang belum dicoba dengan Perguruan Tinggi atau mitra - mitra lain yang
bisa Pusat Riset Antariksa perkuat.
"Kemudian kita senantiasa berkolaborasi dengan
deputi kebijakan berkaitan dengan harapan stakeholders agar bisa bersinergi terkait pemanfaatan
hasil riset dari Pusat Riset Antariksa serta senantiasa mendorong sivitas bisa
melanjutakan pendidikan dengan berbagai skema yang ada," pungkas Sungging.
Robertus
Heru Triharjanto selaku Kepala ORPA turut hadir untuk memberikan arahan dalam
Monev tersebut, dalam arahannya mengukapkan bahwa hasil dari rumah program yang
telah terlihat dari 3 (tiga) tahun terakhir ialah target periset dilingkungan
ORPA sebanyak 25 % periset telah menempuh pasca sarjana S3.
“Tugas teman teman periset ialah selanjutnya menjadi co-promotor dalam program Degree By Research (DBR) agar lebih banyak lagi periset yang dapat melanjutkan S3,” jelas Robertus.
5 (lima)
Kekayaan intelektual, 42 publikasi global, 1 (satu) kerjasama riset, perolehan
dana eksternal serta 6 (enam) orang periset sudah terdaftar di Space Generation
Advisory Council. (hmn, ed.kg)