Memahami Aktivitas Matahari dan Cuaca Antariksa di PRA - BRIN
Bandung-Humas BRIN. Berbicara ilmu fisika sudah tentu luas cakupannya dimana fenomena–fenomena yang ada di alam semesta ini ada kaitan erat dengan temuan hukum fisika, seperti hukum gravitasi yang di temukan fisikawan Albert Einstein dan hukum Kepler (Johanes Kepler) tentang “heliosentris” yang menyatakan matahari sebagai pusat tata surya di alam semesta dikelililingi oleh planet-planet dengan garis lintasan berbentuk elips. Hal-hal tersebut yang mendasari Himpunan Mahasiswa Fisika (HIMAFI) FMIPA-UGM tergerak untuk melakukan kunjungan industri ke Pusat Riset Antariksa- BRIN di Kawasan Dunjunan Bandung (28/11).
Dengan rombongan mahasiswa berjumlah 54 orang dan didampingi 2 orang tenaga dosen, Chalis Setyanto sebagai ketua rombongan menuturkan bahwa tujuan kunjungan industri ini agar mahasiswa dapat mengetahui lebih banyak tentang tentang riset antariksa yang bersinggungan dengan ilmu fisika di BRIN. “Harapannya mahasiswa mendapatkan wawasan lebih luas dan banyak belajar tentang ilmu fisika yang terkait antariksa serta bisa memberikaninspirasi dalam membuat tulisan skripsi Tugas Akhir kelak,” tuturnya.
Bertempat di Ruang Rapat matahari hadir sebagai narasumber dari Pusat
Riset Matahari yaitu Dr. Johan Muhammad periset Ahli Madya meyampaikan bahwa matahari
merupakan bintang terdekat dari planet bumi yang merupakan pusat dari tatasurya
penyumbang massa dan energi terbesar seantero tata surya sebagai penggerak
utama cuaca antariksa. “Kondisi suhu terluar atmosfer matahari mencapai 2 juta
celcius sedangkan bagian krosmosfer/bagian terdalam nya mempunyai suhu mencapai
20.000 celcius, akibatnya material matahari berwujud plasma,” jelasnya
Dari sudut aktivitasnya matahari secara dinamis aktif menghasilkan ledakan akibat adanya pelepasan energi magnetik yang sangat besar sehingga lontarannya mempengaruhi ruang planet yang mengelilinganya dan hal ini yang disebut dinamika cuaca antariksa, tambahnya. “Banyak sekali contoh dampak dari aktivitas matahari terhadap cuaca antariksa yang terasa di bumi diantaranya peralatan telekomunikasi menjadi tidak beroperasi, satelite yang terpasang di angkasa keluar dari lintasan yang sudah di tentukan manusia/ operator,” jelasnya.
Sebagai bentuk interaksi aktif pemateri juga memberikan kesempatan di
akhir acaranya dengan memberikan kesempatan tanya jawab dan diskusi tarkait
materi yang di paparkannya. (ER, ed. KG)