• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 548 ) Dec 1, 2022

Memahami Aktivitas Matahari dan Cuaca Antariksa di PRA - BRIN


Bandung-Humas BRINBerbicara ilmu fisika sudah tentu luas cakupannya dimana fenomena–fenomena yang ada di alam semesta ini ada kaitan erat dengan temuan hukum fisika, seperti   hukum gravitasi  yang di temukan fisikawan Albert Einstein dan hukum Kepler (Johanes Kepler) tentang “heliosentris” yang menyatakan matahari sebagai pusat tata surya di alam semesta dikelililingi oleh planet-planet dengan garis lintasan berbentuk elips. Hal-hal tersebut yang mendasari Himpunan Mahasiswa Fisika (HIMAFI) FMIPA-UGM tergerak untuk melakukan kunjungan industri ke Pusat Riset Antariksa- BRIN di Kawasan Dunjunan Bandung (28/11). 


Dengan rombongan mahasiswa berjumlah 54 orang dan didampingi 2 orang tenaga dosen, Chalis Setyanto sebagai ketua rombongan menuturkan bahwa tujuan kunjungan industri ini agar mahasiswa  dapat mengetahui lebih banyak tentang tentang  riset antariksa yang bersinggungan  dengan ilmu fisika di BRIN. “Harapannya mahasiswa mendapatkan wawasan lebih luas dan banyak belajar   tentang ilmu fisika yang terkait antariksa serta bisa memberikaninspirasi dalam membuat tulisan skripsi Tugas Akhir kelak,” tuturnya.


Bertempat di Ruang Rapat matahari hadir sebagai narasumber dari Pusat Riset Matahari yaitu Dr. Johan Muhammad periset Ahli Madya meyampaikan bahwa matahari merupakan bintang terdekat dari planet bumi yang merupakan pusat dari tatasurya penyumbang massa dan energi terbesar seantero tata surya sebagai penggerak utama cuaca antariksa. “Kondisi suhu terluar atmosfer matahari mencapai 2 juta celcius sedangkan bagian krosmosfer/bagian terdalam nya mempunyai suhu mencapai 20.000 celcius, akibatnya material matahari berwujud plasma,” jelasnya


Dari sudut aktivitasnya matahari secara dinamis aktif menghasilkan ledakan akibat adanya pelepasan energi magnetik yang sangat besar sehingga lontarannya mempengaruhi ruang planet yang mengelilinganya dan hal ini yang disebut dinamika cuaca antariksa, tambahnya. “Banyak sekali contoh dampak dari aktivitas matahari terhadap cuaca antariksa yang terasa di bumi diantaranya peralatan telekomunikasi menjadi tidak beroperasi, satelite yang terpasang di angkasa keluar dari lintasan yang sudah di tentukan manusia/ operator,” jelasnya.


Sebagai bentuk interaksi aktif pemateri juga memberikan kesempatan di akhir acaranya dengan memberikan kesempatan tanya jawab dan diskusi tarkait materi yang di paparkannya. (ER, ed. KG)