Kolaborasi PPI Jalin Kerja Sama Berkelanjutan dengan YSDS
Pontianak-Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Kawasan Pontianak menerima kunjungan dari Yayasan Satriabudi Dharma Setia (YSDS) Jakarta dan Perhimpunan Periset Indonesia (PPI) untuk merencanakan kerja sama berkelanjutan di bidang riset dan pengembangan, Rabu (18/09).
Ketua PPI, Ir. Rudy Setyo
Utomo, M.Si., menyampaikan apresiasi kepada YSDS yang telah memfasilitasi PPI
dalam menjalin hubungan kerja sama dengan Kementerian Sains dan Teknologi di
Tiongkok. "Pada kali ini, setelah menindaklanjuti nota kesepakatan antara
YSDS dengan PPI Kalimantan Barat, kami perlu membicarakan rencana tindak lanjut
untuk kerja sama antara YSDS dan PPI di wilayah ini," ujar Rudy Setyo.
Lebih lanjut, Rudy juga
memberikan paparan mengenai profil PPI. Menurutnya, PPI adalah organisasi
profesi periset Indonesia yang berdiri pada tahun 2022 dan berperan dalam
menegakkan etika periset, advokasi periset, dan pengembangan profesional.
Organisasi ini mendapat mandat
langsung dari BRIN sebagai instansi pembina periset di Indonesia. Para anggota
PPI terdiri dari Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun non-ASN atau swasta, dengan
jabatan fungsional yang beragam, mulai dari peneliti hingga pengembangan
teknologi nuklir.
PPI Kalimantan Barat memiliki
Dewan Penasehat yang terdiri dari Gubernur Kalimantan Barat, Sekretaris Daerah
Kalimantan Barat, Koordinator CWS BRIN, serta pengurus harian lainnya. Dalam
kesempatan tersebut, Rudy juga menunjukkan beberapa penelitian yang telah
dilakukan oleh para peneliti di BRIN, termasuk penelitian di bidang pertanian,
khususnya mengenai kratom. Penelitian ini menghasilkan data yang akurat dan
menjadi dasar untuk merencanakan pembangunan industri farmasi berbasis tanaman
obat di Kalimantan Barat.
Rudy mengungkapkan bahwa salah
satu rencana ke depan adalah meminta perusahaan untuk mendirikan pabrik farmasi
di Kalimantan Barat, dengan bekerja sama dengan pihak Tiongkok. Namun, ia
mengakui bahwa masih ada kendala terkait infrastruktur, khususnya listrik, yang
perlu diatasi agar produk-produk seperti jamu dan obat herbal dapat
dikembangkan dengan lebih baik dan berstandar tinggi.
Pada sesi berikutnya, Dr.
Vincent, Ketua YSDS, memberikan paparan mengenai yayasannya yang telah berdiri
selama 60 tahun dan berkomitmen untuk mendukung peneliti dengan menyediakan
alat-alat yang mempermudah proses penelitian.
"Kami telah bekerja sama
dengan beberapa negara, salah satunya Tiongkok. Saat ini, kami tengah
mengembangkan teknologi rantai DNA pendek berkualitas tinggi yang bisa
dimasukkan dengan mudah ke dalam proses penelitian. Selain itu, kami juga
mengembangkan kuarter bioreaktor dan Plastiksquare, meski masih dalam jumlah
terbatas di ranah ilmiah," jelasnya.
Vincent menambahkan bahwa
YSDS, dibawah naungan pemerintah pusat, mendorong produksi kratom agar dapat
diterima lebih luas, termasuk dalam pasar ekspor. Ia berharap kerja sama dengan
PPI dapat menghasilkan inovasi yang signifikan dalam bidang riset pertanian,
khususnya dalam pengecekan standar kualitas bahan-bahan pertanian melalui
teknologi genomik.
Selama diskusi, kedua belah
pihak sepakat bahwa kerja sama ini memerlukan peran PPI dalam menurunkan tim
penelitian yang profesional, sementara YSDS akan membantu dengan menyediakan
peralatan yang dibutuhkan, pungkasnya. (msr)