• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 89 ) Sep 20, 2024

Kolaborasi PPI Jalin Kerja Sama Berkelanjutan dengan YSDS


Pontianak-Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Kawasan Pontianak menerima kunjungan dari Yayasan Satriabudi Dharma Setia (YSDS) Jakarta dan Perhimpunan Periset Indonesia (PPI) untuk merencanakan kerja sama berkelanjutan di bidang riset dan pengembangan, Rabu (18/09).


Ketua PPI, Ir. Rudy Setyo Utomo, M.Si., menyampaikan apresiasi kepada YSDS yang telah memfasilitasi PPI dalam menjalin hubungan kerja sama dengan Kementerian Sains dan Teknologi di Tiongkok. "Pada kali ini, setelah menindaklanjuti nota kesepakatan antara YSDS dengan PPI Kalimantan Barat, kami perlu membicarakan rencana tindak lanjut untuk kerja sama antara YSDS dan PPI di wilayah ini," ujar Rudy Setyo.


Lebih lanjut, Rudy juga memberikan paparan mengenai profil PPI. Menurutnya, PPI adalah organisasi profesi periset Indonesia yang berdiri pada tahun 2022 dan berperan dalam menegakkan etika periset, advokasi periset, dan pengembangan profesional.

Organisasi ini mendapat mandat langsung dari BRIN sebagai instansi pembina periset di Indonesia. Para anggota PPI terdiri dari Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun non-ASN atau swasta, dengan jabatan fungsional yang beragam, mulai dari peneliti hingga pengembangan teknologi nuklir.


PPI Kalimantan Barat memiliki Dewan Penasehat yang terdiri dari Gubernur Kalimantan Barat, Sekretaris Daerah Kalimantan Barat, Koordinator CWS BRIN, serta pengurus harian lainnya. Dalam kesempatan tersebut, Rudy juga menunjukkan beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti di BRIN, termasuk penelitian di bidang pertanian, khususnya mengenai kratom. Penelitian ini menghasilkan data yang akurat dan menjadi dasar untuk merencanakan pembangunan industri farmasi berbasis tanaman obat di Kalimantan Barat.


Rudy mengungkapkan bahwa salah satu rencana ke depan adalah meminta perusahaan untuk mendirikan pabrik farmasi di Kalimantan Barat, dengan bekerja sama dengan pihak Tiongkok. Namun, ia mengakui bahwa masih ada kendala terkait infrastruktur, khususnya listrik, yang perlu diatasi agar produk-produk seperti jamu dan obat herbal dapat dikembangkan dengan lebih baik dan berstandar tinggi.


Pada sesi berikutnya, Dr. Vincent, Ketua YSDS, memberikan paparan mengenai yayasannya yang telah berdiri selama 60 tahun dan berkomitmen untuk mendukung peneliti dengan menyediakan alat-alat yang mempermudah proses penelitian.


"Kami telah bekerja sama dengan beberapa negara, salah satunya Tiongkok. Saat ini, kami tengah mengembangkan teknologi rantai DNA pendek berkualitas tinggi yang bisa dimasukkan dengan mudah ke dalam proses penelitian. Selain itu, kami juga mengembangkan kuarter bioreaktor dan Plastiksquare, meski masih dalam jumlah terbatas di ranah ilmiah," jelasnya.


Vincent menambahkan bahwa YSDS, dibawah naungan pemerintah pusat, mendorong produksi kratom agar dapat diterima lebih luas, termasuk dalam pasar ekspor. Ia berharap kerja sama dengan PPI dapat menghasilkan inovasi yang signifikan dalam bidang riset pertanian, khususnya dalam pengecekan standar kualitas bahan-bahan pertanian melalui teknologi genomik.


Selama diskusi, kedua belah pihak sepakat bahwa kerja sama ini memerlukan peran PPI dalam menurunkan tim penelitian yang profesional, sementara YSDS akan membantu dengan menyediakan peralatan yang dibutuhkan, pungkasnya. (msr)