• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 34 ) Feb 8, 2025

BRIN Sosialisasikan Skema Pendanaan RIIM untuk Dorong Inovasi dan Riset Unggulan


Tangerang Selatan - Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memiliki program pendanaan riset yang berkolaborasi dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan, dengan skema program pendanaan Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) Kompetisi.

Dalam upaya memberikan pemahaman yang mendalam mengenai berbagai skema pendanaan RIIM tersebut, Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material (ORNM) BRIN mengadakan sosialisasi tentang skema pendanaan RIIM di KST B.J. Habibie Serpong, Tangerang Selatan, Kamis (6/2).

Kepala ORNM BRIN, Ratno Nuryadi mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam mengenai berbagai skema pendanaan RIIM Kompetisi. “Saya berharap acara ini dapat memberikan motivasi bagi bapak ibu di sini, sehingga ke depannya lebih banyak proposal yang masuk,” ucapnya.

Hadir sebagai narasumber, Juhartono dari Direktorat Pendanaan Riset dan Inovasi, menjelaskan secara rinci mengenai beberapa skema pendanaan yang diperkenalkan dalam acara tersebut. Di antaranya adalah RIIM Kompetisi, yaitu pendanaan riset untuk mencari kebaruan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berpotensi dikembangkan lebih jauh.

Selain itu, ada RIIM Ekspedisi, yang ditujukan untuk mendukung kegiatan penelitian lapangan, RIIM Startup, yang memberikan dukungan kepada perusahaan pemula dalam pengembangan inovasi. Kemudian RIIM Pusat Riset Kolaborasi juga menjadi fokus, dengan harapan dapat mendorong kolaborasi antara peneliti dan industri.

Juhartono membebaskan periset mengambil berbagai tema atau topik riset, namun ia menekankan pentingnya penyesuaian riset dengan kebutuhan industri, terutama dalam bidang-bidang strategis seperti pangan, energi, dan sumber daya alam. "Kami berharap penelitian yang dihasilkan tidak hanya berkualitas, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat," ungkapnya.

Ia juga mengingatkan para peneliti untuk memiliki target yang realistis, misalnya, menghasilkan setidaknya satu publikasi di jurnal internasional dan satu hak kekayaan intelektual (HKI) dalam setahun.

Juhartono menambahkan bahwa dalam melakukan penelitian nanoteknologi dan material, pendekatan survei, baik kualitatif maupun kuantitatif, sangat dianjurkan. "Hasil penelitian yang dilakukan harus bisa diaplikasikan dan memberikan dampak positif, baik dalam aspek teknis maupun sosial," jelasnya.

Dalam aspek administrasi, peserta sosialisasi juga menerima panduan mengenai penulisan Rencana Anggaran Biaya (RAB). Juhartono mengingatkan bahwa setiap anggota tim riset perlu memiliki akun di portal resmi, dengan minimal satu ketua dan dua anggota untuk mengajukan proposal. 

Acara diakhiri dengan pesan dari Juhartono agar para peneliti tidak takut untuk mencoba dan melakukan eksperimen. "Keleluasaan dalam bereksperimen adalah kunci, namun tetap fokuslah pada desain dan pengembangan teknologi yang optimal," pesannya.

Dengan sosialisasi ini, diharapkan para periset dapat lebih memahami skema pendanaan yang ada dan memanfaatkan peluang untuk meningkatkan kualitas riset di Indonesia, serta berkontribusi terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. (adl)