BRIN Manfaatkan Pengetahuan Sivitasnya untuk Kembangkan Kompetensi SDM bagi Stakeholder
Tangerang Selatan – Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong sivitasnya, baik periset maupun non periset memanfaatkan ilmu pengetahuan yang dimiliki untuk berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan pengembangan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) bagi stakeholder. Demikian disampaikan oleh Direktur Pengembangan Kompetensi (DPK) - BRIN, Sasa Sofyan Munawar dalam Sosialisasi Layanan Pengembangan Kompetensi dan Pemetaan Potensi Pelatihan dari Pusat Riset BRIN, Jum’at (21/06).
“Direktorat
Pengembangan Kompetensi memiliki tugas pengembangan kompetensi bagi eksternal
BRIN dengan resources memanfaatkan
pengetahuan dari sivitas BRIN, bukan hanya periset namun juga non periset,”
ujar Sasa dalam kegiatan yang dilaksanakan di Kawasan Sains dan Teknologi (KST) B.J.
Habibie Serpong.
“Dengan melakukan riset, maka
pengetahuan
kita bertambah. Pengetahuan tersebut dapat
dimanfaatkan untuk menjadi narasumber dalam berbagai kegiatan. Diantaranya dengan menjadi tenaga
ahli, pemateri, dan pengajar untuk pihak
eksternal BRIN, termasuk salah satunya di dalam
kegiatan yang ditangani oleh DPK,” lanjutnya.
Selain itu, Sasa menyampaikan bahwa
hasil riset juga bisa ditingkatkan nilainya menjadi kekayaan intelektual, khususnya
paten yang bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan stakeholder.
“Implikasi
dari kebermanfaatan paten, dimana paten dapat dimanfaatkan
oleh stakeholder industri melalui
proses lisensi,” katanya.
Selanjutnya ia menyampaikan bahwa saat ini DPK
memiliki program pengembangan kompetensi SDM dalam penyusunan peta jalan
ketenaganukliran bagi para periset di
Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) - BRIN.
“Kami
sedang menyusun peta jalan ketenaganukliran, dimana terdapat sub pengembangan
kompetensi SDM. Kami sudah mulai menyusun HRD Country Plan untuk ketenaganukliran yang
bisa digunakan untuk kerja sama
pengembangan kompetensi dengan berbagai stakeholder
internasional, baik itu dengan IAEA, JAEA atau yang lainnya,”
ungkapnya.
Senada
dengan Sasa, Koordinator Layanan Fungsi Pengembangan Kompetensi SDM Nasional DPK
- BRIN, Indra
Riswadinata mengajak para periset BRIN
memanfaatkan hasil riset yang dimiliki untuk pengembangan
kompetensi SDM eksternal BRIN, baik skala
nasional maupun internasional.
“Hasil
periset BRIN dari kegiatan riset dan inovasinya
bisa dimanfaatkan oleh badan usaha, masyarakat, pemerintah sampai dengan
organisasi internasional. Pola
pemanfaatannya dapat melalui diseminasi, bimbingan teknis
dan lisensi. Selain itu ada naskah kebijakan maupun tenaga ahli
sebagai narasumber,” jelas Indra.
Koordinator Layanan Fungsi Pengembangan Learning
Management System DPK - BRIN, Alpha Fadila Juliana Rahman menekankan pentingnya
pemetaan potensi pelatihan untuk mengidentifikasi kebutuhan spesifik setiap
periset.
”Dengan pemetaan ini, kami dapat merancang
program penyelenggaraan pelatihan yang lebih
efektif dan sesuai dengan kebutuhan stakeholder
dalam dunia teknologi dan riset,” ujarnya.
Produk pelatihan yang diselenggarakan oleh DPK - BRIN
dapat diakses melalui laman BRIN Learning
Management System (BRILIANT) dengan alamat di
http://briliant.brin.go.id. BRILIANT
dirancang untuk memberikan pengalaman belajar dan berlatih yang menarik dan
efektif. Didalamnya tersedia ruang untuk mengeksplorasi
berbagai materi dan mengembangkan
pengetahuan serta keterampilan.
Dalam kesempatan ini, Kepala Pusat Riset
Teknologi Analisis Berkas Nuklir (PRTABN) – BRIN, Abu
Khalid Rivai menyampaikan bahwa pengembangan kompetensi SDM di
bidang ketenaganukliran, khususnya bagi periset di
ORTN – BRIN selama ini telah menggunakan program Nuclear
Knowledge Management (NKM) yang diadopsi dari International Atomic Energy Agency (IAEA).
Abu
berharap program pengembangan kompetensi yang sudah ada dapat disinergikan
dengan program yang dikembangkan oleh DPK agar sesuai dengan kebutuhan dan peta
jalan ketenaganukliran.
Sementara itu, Periset dari Pusat Riset Teknologi
Industri Proses dan Manufaktur (PRTIPM) – BRIN, Susalit Setya Wibowo
menyampaikan bahwa saat ini PRTIPM sedang mendirikan Teras Inovasi Daerah
(TENDA). Di dalamnya terdapat program capacity building serta memberikan
pendampingan inovasi kepada daerah.
“Potensinya cukup besar, karena kami memiliki suatu
metodologi, mulai dari design thinking,
model bisnis seperti canvas dan link start
up. Kemudian dukungan kami tidak hanya dari segi teoritik atau soft skills, namun dari sisi hard skill kami juga dorong,” tuturnya. (msb,jh,ar/ed.my)