BRIN Kenalkan Inovasi Pemerintahan Digital pada Mahasiswa
Jakarta – Humas BRIN. Pusat Riset Pemerintahan Dalam Negeri (PR PdN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang diwakili oleh Ketua Kelompok Riset Inovasi Daerah, Ray Septianis Kartika menerima kunjungan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam 45 (Unisma) di kantor BRIN Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (18/12).
Ray mengatakan, PR PDN memiliki empat kelompok riset (kelris). Kelris itu adalah kelris otonomi daerah, reformasi dan birokrasi, pemerintah desa dan perkotaan, dan inovasi daerah dan pemerintahan digital.
Diterangkannya, bahasan inovasi daerah saat ini sedang booming (peledakan informasi). Dalam bahasan inovasi daerah, Ray mengungkapkan perlunya kolaborasi pemerintah daerah dan perguruan tinggi. Karena untuk membangun kolaborasi, perlu kolaborasi dengan institusi yang lainnya.
‘’Kalau dilihat dari tingkat persaingan global, rangking Indonesia berada pada posisi 54 dari 133 negara karena aspek inovasi. Oleh karena itu, BRIN hadir sebagai pendamping teknis,’’ imbuhnya.
Untuk mendukung itu, Ray mengungkapkan, selama ini BRIN menjalin kolaborasi dengan instansi lain. Diungkapkannya, ke depannya BRIN berharap bisa bekerja sama dengan Universitas Islam 45, khususnya untuk memperkuat pentahelix.
Dosen Pembimbing Kuliah Kerja Lapangan FISIP Universitas Islam 45 Bekasi, Ainur Rofieq mengatakan bahwa tujuan kunjungan tersebut untuk mendapatkan materi ilmu yang banyak dari BRIN untuk anak-anak didiknya.
Ia lalu menjelaskan, dalam mata kuliah inovasi, pihak kampus memberikan arahan agar mahasiswa dapat belajar dengan pakar sebanyak-banyaknya. Di dalam ilmu pemerintahan, ada pelajaran untuk mengkaji perkotaan, karena terkait masyarakat urban yang menjadi sesuatu yang menarik.
“Sebagai informasi bahwa kota bekasi menjadi kota yang terinovatif, tetapi hasil dari kementerian dalam negeri terkait liga inovasi goverment award tidak menyinggung kota bekasi,” ungkapnya.
Maka Ainur berharap, pihaknya ingin menangkap peluang tersebut melalui bekerja sama dengan BRIN. ‘Kami akan berkomunikasi lanjutan dengan BRIN, karena kami membutuhkan juga kolabolasi dengan BRIN ke depannya,” ujar Ainur.
Bentuk kerja sama ini terkait bidang ilmu pemerintahan, salah satunya. Ainur juga berharap agar dari BRIN bisa memberikan materi di Unisma semacam kuliah umum.
Sementara itu, Darmawan Baginda Napitupulu selaku peneliti PR PDN BRIN, menyoroti arahan presiden Jokowi terkait portal nasional yang isinya berbagai layanan. Itu diberikan oleh pemerintah dan nantinya bisa diakses di semua portal digital.
‘’Akan tetapi portal tersebut masih dalam proses implementasi dan masih bertahap. Tujuannya untuk mengefisienkan proses pemerintahan dalam pembentukannya,’’ terang Darmawan.
Diterangkannya, portal nasional dibuat dengan prinsip proses yang lebih efisien. Maka salah satunya mengintegrasikan seluruh proses itu ke dalam suatu wadah. Dengan pelayanan satu atap, maka lebih praktis menjadi satu sumber yang mudah diakses. Hal ini sudah menjadi agenda nasional program Indonesia digital 2045.
Ia juga menjelaskan, transformasi digital ditopang oleh empat pilar berupa pemerintahan digital, ekonomi digital, masyarakat digital, dan infrastruktur digital sebagai pondasinya. ‘’Jadi jangan lupa, pemerintahannya sudah digital tapi masyarakatnya juga diciptakan untuk melek dengan teknologi yang sudah punya kemampuan literasi yang baik,’’ sarannya.
Literasi digital ini, diimbuhkannya, yang mampu menggunakan berbagai teknologi yang ada. Apalagi, mahasiswa sekarang ini sudah punya kemampuan literasi yang baik.
Menurut pandangannya, pemerintah mempunyai tantangan untuk menyediakan infrastruktur, supaya aksesnya merata. Karena infrastruktur yang merata untuk semua masyarakat digital yang menjadikan pondasi nantinya. (suhe/ ed:And)