• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 10 ) Jan 10, 2025

BRIN dan UNITEN Malaysia lebih Fokuskan Kolaborasi Riset di Bidang Energi


Tangerang Selatan - HUMAS BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menginisiasi kolaborasi riset energi bersama Universitas Tenaga Nasional (UNITEN) Malaysia. Kolaborasi ini diinisiasi dengan kunjungan UNITEN ke Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi (PRKKE) BRIN pada Kamis (09/01) lalu.


Kepala PRKKE, Tata Sutardi, mengawali menerima kunjungan delegasi UNITEN dengan memaparkan sejumlah riset unggulan PRKKE, seperti Cofiring biomasa untuk pembangkit listrik batu bara, Pembangkit listrik siklus binner dari bahan baku sampah plastik, Floating Photovoltaic, Charging Station dan Monitoring Sistem, serta berbagai inovasi lainnya yang sedang dikembangkan para periset di PRKKE.


Tata menyatakan optimismenya bahwa kolaborasi ini akan menghasilkan riset-riset unik dan berdampak positif bagi kedua institusi. “Kami berharap kerja sama ini dapat berkembang hingga ke level ASEAN,” ungkap Tata.


Selain kepala PRKKE, hadir pula ketua dan juga anggota kelompok riset di PRKKE,  antara lain:  Kelompok Riset Microgrid, E-Mobility, Konversi Energi, Kelistrikan Cerdas, dan juga Kelompok Riset Hidrogen.  Mereka mempresentasikan berbagai kegiatan riset yang sedang dan yang telah mereka lakukan untuk mencari peluang kolaborasi dan memperkuat riset bersama dengan UNITEN. 


Sementara itu, Yew Weng Kean, Assistant Professor dari Heriot Watt University, memperkenalkan universitasnya yang berfokus pada Teknik, Ilmu Komputer, Teknologi Informasi, Bisnis, Akuntansi, Keuangan, dan Manajemen Energi. Ia juga memperkenalkan Heriot-Watt University Malaysia, mitra potensial untuk kolaborasi riset internasional dan studi lanjut.


Ewe Lay Sheng, juga seorang Assistant Professor di UNITEN, menunjukkan minatnya pada riset teknologi konversi energi yang sedang dilakukan tim Cahyadi. Ia bersama Yew mengusulkan pembentukan nota kesepahaman (MoU) baru yang lebih spesifik untuk mendukung publikasi internasional bersama.


BRIN dan UNITEN sebelumnya telah menandatangani MoU pada tahun 2024, namun pihak UNITEN merasa cakupannya terlalu luas. Mereka mengusulkan MoU baru dengan lingkup lebih spesifik, sehingga dapat menyesuaikan minat riset yang akan dikerjakan.


Yew Weng Kean juga meminta informasi mengenai skema pendanaan untuk kolaborasi riset internasional. BRIN menjelaskan bahwa program RIIM melalui Direktorat Pendanaan Riset dan Inovasi dapat menjadi jalur yang tepat, dengan anggaran yang disesuaikan berdasarkan peraturan yang berlaku.


Dalam penutupan pertemuan, Yew menegaskan pentingnya kolaborasi internasional dalam menghadapi isu pemanasan global. Ia berharap kolaborasi ini dapat memberikan kontribusi nyata dalam mengurangi dampak pemanasan global secara global.


“Dengan semangat inovasi dan kerja sama, pertemuan ini menjadi langkah awal menuju masa depan riset energi yang lebih cerah. UNITEN optimis bahwa kolaborasi ini akan menciptakan solusi inovatif yang bermanfaat bagi masyarakat global,” pungkas Yew. (rdt/edt.aj,akb)