• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 509 ) Aug 14, 2023

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Mendukung Pembangunan Indonesia Berbasis Iptek


Jakarta - Humas BRIN. Dalam upaya mendorong pembangunan Indonesia maju berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) telah mengambil langkah untuk menggelorakan semangat dan mewarisi nilai-nilai komunitas iptek, riset, dan inovasi. Hal ini disampaikan oleh Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, pada apel pagi Senin (14/08).


Dalam sambutannya, Handoko menyoroti pentingnya adaptasi dan transformasi proaktif dalam menghadapi perubahan yang cepat di konstelasi global. Ia juga menegaskan bahwa untuk mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 7%, Indonesia perlu meningkatkan nilai tambah melalui riset dan inovasi yang kuat.


Handoko menyebutkan pentingnya memperkuat ekosistem riset dan inovasi, terutama melalui pengembangan bakat unggul. Ia juga menekankan perlunya mendukung pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan nilai tambah produk-produk dalam negeri.


“Karena itu tidak mungkin didorong tanpa peningkatan nilai tambah berbasis produk development yang basisnya itu adalah riset dan Inovasi yang seterusnya tidak bisa kita hanya bersandar pada pertumbuhan investasi dari luar negeri dan investasi dalam negeri,” jelas Handoko.


Di tengah semangat peringatan Hari Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-28 dan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-78, Handoko juga mengakui tantangan dalam menjaga disiplin dan integritas di BRIN. Audit terhadap sistem kerja jarak jauh (Work From Anywhere/WFA) juga tengah dilakukan untuk memastikan ketaatan pada aturan.


Handoko menyoroti skema pasca-doktoral yang menjadi bagian penting dalam mobilitas periset dan kelompok riset. Skema ini membantu aktivitas riset dengan melibatkan tenaga peneliti muda yang memiliki fokus dan kompetensi minimal di bidangnya.


“Skema postdoctoral salah satu bagian dari mobilitas periset yang sudah menjadi hal yang sangat standar di komunitas ilmiah secara global sejak ratusan tahun yang lalu, memang ini adalah bagian dari proses sebelum seseorang itu memiliki posisi permanen sebagai periset jadi ini biasanya memang untuk early carrier research untuk membantu aktivitas riset yang dilakukan oleh suatu grup riset. Katakanlah kelompok riset kalau kita memiliki talenta muda yang semangatnya masih sangat luar biasa tetapi bisa fokus dan mampu bekerja penuh sebagai periset karena dibayar cukup layak,” ungkap Handoko.


Handoko mengakhiri sambutannya dengan mengingatkan tentang persyaratan awal dan perpanjangan untuk periset pasca-doktoral. Ia menekankan bahwa persyaratan ini, meskipun belum sempurna untuk semua jenis riset, sudah tertulis dengan jelas dan harus dipahami oleh kelompok riset dan periset pasca-doktoral.


Melalui upaya ini, BRIN berkomitmen untuk mendukung pembangunan Indonesia berbasis iptek dan mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. (np/sj)