BRIN Edukasi Ketenaganukliran untuk Energi pada Mahasiswa
Tangerang Selatan – Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menerima kunjungan mahasiwa Fakultas Sains, Teknik dan Desain - Universitas Trilogi, Jakarta di Kawasan Sains dan Teknologi (KST) B.J. Habibie, Serpong, Rabu (11/12). Dekan Fakultas Sains, Teknik dan Desain - Universitas Trilogi, Dina Nurul Fitria mengungkapkan tujuannya adalah untuk mengetahui lebih jauh teknologi nuklir terkait energi berkelanjutan.
“Kami berharap bisa memperoleh
informasi yang benar terkait nuklir, dimana saat ini sebagian masyarakat masih
menganggap nuklir sebagai sesuatu yang menakutkan. Sesuatu yang jahat, yang
bahaya. Konsepsi publik dan dunia pada umumnya, nuklir itu adalah sesuatu yang
negatif,” ungkap Dina.
Dina mendukung agar BRIN lebih masif
mengkampanyekan nuklir yang positif, serta mendorong para mahasiswa untuk
menjadi duta nuklir di Indonesia.
“Mudah-mudahan mahasiswa kami bisa
menjadi duta, atau bisa menjadi influencer tentang nuklir untuk generasi
mereka, generasi Z, dan BRIN bisa mempositifkan, mengkampanyekan tentang nuklir
kepada masyarakat,” harapnya.
Kepala Pusat Riset Teknologi Analisis
Berkas Nuklir (PRTABN) BRIN, Abu Khalid Rivai menyampaikan kunjungan ini
merupakan kesempatan yang baik bagi BRIN untuk memberikan pemahaman kepada para
mahasiswa terkait peran teknologi nuklir sebagai modal dasar pembangunan dan
kemajuan bangsa Indonesia.
“BRIN akan terus memberikan pemahaman
terkait teknologi nuklir, sehingga nuklir tidak lagi dipandang sebagai
sesuatu yang menakutkan. Saya berharap para mahasiswa bisa memahami peran
strategis nuklir untuk kesejahteraan, kedamaian, dan kemajuan bangsa
Indonesia,” ujar Abu.
Ia mengungkapkan, Indonesia memiliki
Reaktor Serba Guna (RSG) G.A. Siwabessy di KST B.J. Habibie Serpong yang
merupakan fasilitas reaktor nuklir terbesar di Asia Tenggara. Ia berharap para
mahasiswa, yang merupakan calon pemimpin bangsa, bisa lebih memajukan teknologi
nuklir yang telah ada di Indonesia.
“Saya berharap para mahasiswa bisa
bangga dengan bangsa kita. Teknologi nuklir ini telah lebih dari setengah abad
berada di Indonesia. Sejak awal kemerdekaan Presiden RI pertama sudah
meletakkan pondasi terkait teknologi nuklir. Dan ini terus kita kembangkan,
kita majukan sampai dengan saat ini,” katanya.
Pada kesempatan ini, Peneliti Ahli
Madya dari Pusat Riset Teknologi Bahan Nuklir dan Limbah Radioaktif (PRTBNLR)
BRIN, Ratih Langenati memaparkan kegiatan pengolahan bahan bakar nuklir.
“Pusat riset kami menggambarkan
pengolahan bahan bakar nuklir dari awal sampai akhir. Diawali dengan geologi
uranium dan thorium, kemudian mengolahnya menjadi bahan bakar, dan terakhir
pengelolaan limbah bahan bakar nuklir,” papar Ratih.
Ratih mengungkapkan bahwa sejak tahun
1990 an, Indonesia telah mampu memproduksi sendiri bahan bakar nuklir yang
digunakan di RSG G.A. Siwabessy.
“Sejak 1990an hingga saat ini, bahan bakar yang digunakan di RSG G.A. Siwabessy merupakan produksi Indonesia, kita sudah bisa membuatnya sendiri. Selain itu BRIN juga mengelola sendiri bahan bakar nuklir bekas yang telah digunakan. BRIN juga menerima pengolahan limbah radioaktif dari pihak luar, seperti dari rumah sakit dan industri,” ujarnya. (msb/ed.my)