• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 38 ) Feb 24, 2025

BRIN dan UI Perkuat Kolaborasi Riset di Bidang Kedokteran Nuklir


Tengerang Selatan - Humas BRIN. Dalam rangka mempelajari teknologi nuklir khususnya di bidang kedokteran nuklir, sejumlah mahasiswa Program Studi Magister Fisika Medis Universitas Indonesia (UI) mengunjungi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Para mahasiswa berkesempatan berkunjung ke Reaktor Serba Guna G.A. Siwabessy (RSG - GAS) dan Instalasi Radioisotop dan Radiofarmaka (ITRR) di Kawasan Sains dan Teknologi B.J. Habibie Serpong, Kamis (20/2).

Peneliti Ahli Pertama Pusat Riset Teknologi Radoisotop, Radiofarmaka, dan Biodosimetri (PRTRRB) - BRIN, Ilma Darojatin selaku narasumber menjelaskan PRTRRB - BRIN memiliki beberapa riset unggulan berupa Radiofarmaka dan Radioisotop. “Produk Radiofarmaka seperti KIT Ethambutol sudah mendapatkan Nomer Izin Edar (NEI) yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan lesi tuberkolosis di organ ekstra paru. Salah satu produk unggulan Radioisotop yaitu Generator Mo-99/Tc-99 yang menggunakan Molibdenum dari alam,” jelasnya.

“KIT Radiofarmaka DTPA untuk mendiagnosis fungsi ginjal, KIT Radiofarmaka EDTMP untuk mendiagnosis sebaran kanker di tulang dan terapi metastasis yang sudah menyebar ke tulang. Produk larutan injeksi Sm - EDTMP untuk terapi paliatif, injeksi I-131 MIBG untuk terapi kanker neuroblastoma, dalam dosis kecil bisa digunakan untuk diagnosis keberadaan kanker neuroblastoma,” imbuh Ilma.

Terkait kunjungan mahasiswa Magister Fisika Medis UI ini, Ilma berharap kedepan dapat berkolaborasi riset di bidang dosimetri terutama untuk menentukan dosis yang harus diberikan kepada pasien dengan akurat agar didapatkan pengobatan yang efisien dan efektif.

Pada kesempatan yang sama, Dosen Fisika Medis, Kedokteran Nuklir – UI, Deni Hardiansyah menyampaikan bahwa  kegiatan kunjungan ini untuk mempelajari teknologi nuklir seperti reaktor, penelitian yang ada di BRIN, dan lain sebagainya. Dia berharap para mahasiswa dapat belajar tentang alat-alat secara langsung dan nyata sehingga mahasiswa memiliki bayangan tentang materi yang telah dipelajari di kelas. “UI juga sudah berkolaborasi dengan BRIN yaitu melakukan penelitian dengan beberapa periset BRIN di bidang kedokteran nuklir,” ungkapnya.

“UI sendiri bergerak di bidang kedokteran nuklir untuk imanging dan dosimetri, semoga kerja sama yang sudah terjalin ini bisa lebih besar lagi dan berkembang, sehingga kedua institusi kita ini bisa maju bersama-sama dan dapat memberikan dampak yang baik untuk negara kita,” harapnya.

Salah satu peserta kunjungan, Mahasiswa Magister Fisika Medis - UI, Assyifa Rahman Hakim mengatakan bahwa dirinya memperoleh wawasan baru yang sejalan dengan jurusan fisika medis, dimana teori yang dipelajari di kelas dapat dilihat secara langsung pengaplikasiannya di pusat-pusat riset BRIN.

Menurutnya, riset merupakan salah satu fondasi untuk mempercepat kemajuan bangsa, untuk itu setiap stakeholder dapat membantu riset tersebut, baik dari pihak pemerintah, BRIN maupun Peneliti itu sendiri. “Untuk menggapai Indonesia Emas 2045, perlu mengambil langkah dan berani untuk mempercepat ke arah tersebut,” pungkasnya.(la)